Sejarah Piala Eropa (History of European Cup)
Rabu, 13 Juni 2012
0
komentar
Smart Best Info - Sejarah Piala Eropa (History of European Cup) : Demi menyemarakkan Piala Eropa tidak ada salahnya kita kembali membuka History of European Cup (Sejarah Piala Eropa) dari masa ke masa. Berikut info lengkap Piala Eropa (European Cup) dari mulai awal diadakan pada tahun 1960 hingga 4 tahun silam dari sekarang yaitu 2008, berikut ulasan lengkap Sejarah Piala Eropa (Histroy of European Cup) yang meliputi data sejarah serta statistik Piala Eropa.
Kejuaraan sepakbola tingkat Eropa UEFA merupakan kompetisi sepakbola utama dari berbagai team sepakbola laki-laki nasional benua Eropa dan telah diatur oleh UEFA (Union of European Football Associations). Turnamen ini diadakan pertama kalinya pada tahun 1960 dan setiap empat tahun diselenggarakannya, tepatnya pada tahun genap diantara turnamen Piala Dunia. Pada awalnya turnamen ini disebut sebagai Piala Eropa UEFA, tetapi dengan seiringnya waktu berubah menjadi Kejuaraan Sepakbola Eropa UEFA (UEFA European Football Championship) yang dilansir pada saat tahun 1968. Dimulai pada turnamen di tahun 1996, kejuaraan turnamen sepakbola ini sering disebut "EURO" ditambah dengan tahun diadakannya sehingga menjadi seperti "EURO 1996", "EURO 2000", "EURO 2004", "EURO 2008" dan hingga sekarang disebut dengan "EURO 2012". Sebelum memasuki turnamen EURO semua team selain Negara Tuan Rumah (sudah otomatis lolos mengikuti turnamen ini) bersaing dalam proses babk pra-kualifikasi. Para pemenang kejuaraan ini mendapatkan kesempatan untuk bersaing kembali pada piala Konfederasi FIFA, tetapi hal ini tidaklah wajib untuk dilakukan.
Sejarah Piala Eropa (History of EURO CUP)
Sejarah piala Eropa (EURO) bermula dari ide Sekretaris Federasi Sepakbola Prancis (FFF) Henri Delaunay pada akhir dekade 1920-an. Saat itu, Delaunay melihat terjadi kepincangan di antara dua benua dimana negara Amerika Latin terlalu kuat bagi negara Eropa. Uruguay berhasil meraih medali emas saat Olimpiade 1924 dan 1928. Bahkan, Uruguay ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggara Piala Dunia I pada tahun 1930 sebagai penghormatan atas segala prestasinya.
Ide Henri Delaunay sebenarnya cukup beralasan dan sangat sederhana, Delauney ingin memperbanyak jumlah frekuensi pertandingan antar negara-negara di Eropa dengan menggelar kejuaraan antarnegara Eropa. Sayangnya ide Henri Delaunay tidak digubris oleh UEFA sebagai persatuan sepak bola Eropa. UEFA bahkan menggelar kejuaraan antar klub Eropa yang sekarang lebih dikenal sebagai Piala Champions, Piala UEFA dan Piala Winners sejak tahun 1954. Hal ini membuat Henri Delaunay kecewa, hingga jatuh sakit dan meninggal dunia pada November 1955. Meninggalnya salah satu sesepuh sepak bola Eropa ini sangat mengejutkan jajaran pengurus UEFA. Dalam kongres UEFA tahun 1957, ide dari Henri Delaunay itu akhirnya disetujui.
Ketika itu, saat Piala Eropa akan digelar, Federasi Sepak Bola Perancis mengajukan protes karena Perancis lah yang pantas untuk menyelenggarakan turnamen ini demi menghormati jasa dari Henri Delaunay, dan akhirnya hal ini disetujui oleh UEFA untuk menyelenggarkan turnamen Piala Eropa pertama di Perancis.
Untuk pertama kalinya kejuaraan sepakbola antarnegara Eropa ini dilaksanakan dan saat itu format yang digunakan adalah setiap team memainkan dua leg dan babak knock out pada semifinal diselenggarakan di negara penyelenggara (sistem home and way / tandang dan kandang).
Pada ajang turnamen ini, team Uni Soviet (kini Rusia) menjadi juara pertama setelah berhasil mengandaskan team Yugoslavia dengan skor 2-1 melalui perpanjangan waktu.
Data Sejarah Piala Eropa 1960
Tuan Rumah : Perancis
Waktu : 6 Juli-10 Juli
Team: 4
Venue : Paris dan Marseille
Juara : Uni Soviet
Runners-up : Yugoslavia
Tempat ketiga : Cekoslovakia
Tempat keempat : Perancis
Statistik Piala Eropa 1960
Jumlah Pertandingan : 4
Jumlah gol : 17
Rata-rata gol per partai : 4,25
Total penonton : 78.958
Rata-rata penonton per partai : 19.740
Top skorer : 2 gol – Slava Metreveli (Uni Soviet), Viktor Ponedelnik (Uni Soviet), Milan Galic (Yugoslavia), Drazan Jerkovic (Yugoslavia), Valentin Ivanov (Uni Soviet), Francois Heutte (Perancis).
Sejak tahun 1960, setiap 4 tahun sekali UEFA menggelar turnamen "Piala Dunia Mini Eropa" ini. Dan sejak saat itu perkembangan piala eropa ini semakin membaik, hal ni terbukti dengan jumlah peserta Piala Eropa kedua yang berlangsung di Spanyol pada tahun 1964 membengkak dari 17 negara sebelumnya menjadi 29 negara. Pembengkakan ini antara lain ditandai masuknya Inggris dan Italia dalam turnamen akbar se-Eropa ini. Namun format putaran final sama seperti yang pertama, yaitu 4 team lolos ke putaran final. Untuk Kali ini pada putaran final tuan rumah Spanyol berhasil menundukkan juara bertahan Uni Soviet dengan skor 2-1.
Karena jumlah peserta semakin bertambah pada Piala Eropa berikutnya, maka format pertandingan pun diubah. Setiap peserta harus menjadi juara dan runner-up group terlebih dahulu untuk dapat lolos ke putaran final. Format inilah menjadi format baku hingga sekarang dianut pada setiap perhelatan piala Eropa.
Data Sejarah Piala Eropa 1964
Tuan rumah: Spanyol
Waktu: 17 Juni- 21 Juni
Teams: 4
Venue: Barcelona dan Madrid
Juara: Spanyol
Runners-up: Uni Soviet
Tempat ketiga: Hungaria
Tempat keempat: Denmark
Statistik Sejarah Piala Eropa 1964
Jumlah pertandingan : 4
Jumlah gol : 13
Rata-rata gol per partai : 3,25
Total penonton : 156.253
Rata-rata penonton per partai : 39.063
Top skorer : 2 gol - Jesus Maria Pereda (Spanyol), Ferenc Bene (Hungaria), Dezso Novak (Hungaria)
Pada Piala Eropa 1960 sebagai edisi pertama, Spanyol atas perintah diktator Jenderal Franco mengundurkan diri. Sebab, mereka terundi bertemu Uni Soviet yang merupakan musuh Spanyol. Pada Piala Eropa 1964 yang digelar di Spanyol, kedua team kembali bertemu. Kali ini di final. Jenderal Franco tak melarang lagi dan Spanyol akhirnya tampil sebagai juara. Piala Eropa 1964 diikuti 29 team sejak babak kualifikasi. Pertandingan dilaksanakan dengan sistem gugur dan tandang-kandang. Luksemburg mendapat bye, sehingga langsung lolos ke putaran kedua. Sejak awal, tuan rumah Piala Eropa belum ditentukan. Penentuan baru akan dilakukan setelah ketahuan siapa saja yang masuk semifinal. Di edisi ini masih babak semifinal digelar di satu negara. Denmark menjadi team kejutan dan akhirnya sukses ke semifinal, setelah mengalahkan Luksemburg. tiga semifinalis lainnya adalah team besar, yakni Uni Soviet, Spanyol, dan Hungaria. Spanyol kemudian dipilih sebagai tuan rumah. Spanyol sukses ke final, setelah mengalahkan Hungaria 2-1 melalui perpanjangan waktu. Sedangkan Uni Soviet menghajar Denmark 3-0. Spanyol dan Uni Soviet pun akhirnya bertemu di babak final dan digelar di Stadion Santiago Bernabeu. Pertarungan kedua team cukup sengit. Di depan 79.000 penonton, kedua team menerapkan permainan menyerang. Spanyol unggul lebih dulu berkat gol Pereda di menit ke-6. Tapi, Uni Soviet bereaksi keras. Hanya dua menit kemudian, mereka menyamakan kedudukan. Marcelino kemudian memastikan kemenangan Spanyol 2-1 setelah mencetak gol di menit ke-84.
Data Sejarah Piala Eropa 1968
Tuan rumah : Italia
Waktu : 5 Juni-10 Jun1
Jumlah team : 4
Venue : Roma, Napoli, Florence
Juara : Italia
Runners-up : Yugoslavia
Tempat ketiga : Inggris
Tempat keempat : Uni Soviet
Statistic Piala Eropa 1968
Jumlah pertandingan : 5
Jumlah gol : 7
Rata-rata gol per partai : 1,4
Jumlah penonton : 299.233
Rata-rata penonton per partai : 59.847
Top skorer : 2 gol - Dragan Dzajic (Yugoslavia)
Putaran akhir Piala Eropa 1968 digelar di Italia ini masih mempertandingkan empat team atau semifinal. Tuan rumah baru dipilih setelah peserta semifinal diketahui. Namun, kali ini banyak perubahan signifikan. Perubahan pertama pada namanya. Sebelumnya, turnamen ini diberi nama European Nations' Cup. Mulai 1968 nama turnamen adalah European Championship. Selain itu, format kompetisi juga mengalami perubahan. Babak kualifikasi dilakukan dalam dua tahap. Tahap penyisihan grup dan perempat final. Sistem pertandingan tetap menggunakan kandang-tandarng. Pesertanya terdiri dari 31 team. Mereka dibagi ke dalam 8 grup. Khusus grup 4 hanya diisi 3 team. Juara grup akan tampil di babak perempat final. Penyisihan grup dilakukan pada 1966 sampai 1968. Babak perempat final harus selesai pada 1968 untuk menentukan peserta semifinal. Jika sudah diketahui team yang lolos ke semifinal, tuan rumah baru ditentukan. Dalam babak penyisihan grup mulai diperkenalkan nilai hasil pertandingan. Kemenangan bernilai 2 poin, seri 1 poin, dan kalah tanpa poin. Saat itu belum ada penilaian gol tandang. Babak semifinal akhirnya dihuni Italia sekaligus terpilih sebagai tuan rumah, Uni Soviet, Yugoslavia, dan Inggris. Italia mengalahkan Uni Soviet dalam adu penalti, setelah pertandingan berakhir 0-0. Sedangkan di semifinal lainnya, Yugoslavia mengalahkan Inggris 1-0. Di final, Italia lawan Yugoslavia berakhir 1-1 setelah perpanjangan waktu. Sehingga, pertandingan ulangan dilakukan dua hari berikutnya. Italia akhirnya tampil sebagai juara setelah menang 2-0. Sedangkan Inggris merebut tempat ketiga setelah menang 2-0 atas Uni Soviet.
Data Sejarah Piala Eropa 1972
Tuan Rumah : Belgia
Venue : Brussels, Liege, Antwerp
Waktu : 14-18 Juni
Jumlah Team : 4
Juara : Jerman Barat
Runners-up : Soviet Union
Tempat Ketiga : Belgia
Tempat keempat : Hungaria
Statistik Piala Eropa 1972
Jumlah Pertandingan : 4
Jumlah Gol : 10
Rata-rata gol per partai : 2,5
Rata-rata penonton : 30.470
Top skorer : 4 gol - Gerd Mueller (Jerman Barat)
Jerman Barat untuk pertama kalinya berhasil menjuarai Piala Eropa setelah mengalahkan Uni Soviet 3-0 pada Piala Eropa 1972. Keberhasilan "Der Panzer" tersebut sekaligus membuktikan kebangkitan mereka, setelah sebelumnya mereka sukses menjuarai Piala Dunia 1954. Jerman Barat memang team besar. Tapi, sejak juara Piala Dunia 1954, mereka tak meraih gelar lagi di tingkat internasional. Namun, di era 1970-an, mereka memanen bakat-bakat besar seperti Franz Beckenbauer, Uli Hoeness, Gerd Mueller, Sepp Meier, dan sebagainya. Generasi emas inilah yang membawa kebangkitan "Der Panzer" untuk mendominasi kompetisi internasional. Sama seperti tiga turnamen terdahulu, hanya empat team yang mengikuti putaran final. Babak kualifikasi diikuti 32 negara dibagi dalam 8 grup. Juara yang akan masuk perempat final juga memakai sistem kandang tandang. Pada waktu itu, kemenangan masih diberi nilai 2. Pemenang di perempat final itulah yang kemudian lolos ke putaran final di Belgia alias semifinal. Keempat team lolos ke babak semifinal adalah Belgia, Hungaria, Uni Soviet, dan Jerman Barat. Uni Soviet berhasil lolos ke final setelah menyingkirkan Hungaria berkat Anatoliy Konkov. Sementara Jerman Barat berhasil mengalahkan Belgia 2-1. Keberhasilan "Der Panzer" tersebut tidak terlepas dari penampilan impresif Gerd Mueller memborong dua gol. Belgia hanya mampu membalas melalui gol Odilon Polleunis di akhir laga. Tidak hanya itu, Netzer mampu menaklukkan dunia pada 1972. Umpan-umpan sensasional dan tendangan bebasnya sangat menentukan permainan Jerman Barat seperti saat Netzer mengawali proses gol kedua diciptakan Mueller. Di babak final, Jerman Barat diperkuat materi pemain mumpuni. Ini termasuk generasi emas Jerman Barat dengan maskotnya Franz Beckenbauer. Selain itu, nama-nama seperti Sepp Meier (kiper), Uli Hoeness, dan Gerd Mueller juga sangat andal. Wajar, perjalanan mereka cukup perkasa. Di final, mereka juga tampil dominan dan menekan habis pertahanan Soviet. Alhasil, Franz Beckenbauer dan kawan-kawan meraih kemenangan tiga gol tanpa balas. Tiga pemain Jerman Barat paling berpengaruh memberikan gol pertama team. Franz Beckenbauer memberikan bola kepada Netzer. Tendangan voli Netzer menghantam tiang dan diteruskan Mueller. Gol pertama tersebut terjadi pada menit ke-27. Pada menit ke-52, Herbert Wimmer menggandakan keunggulan Jerman Barat. Mueller mengunci kemenangan Jerman Barat dengan gol yang diciptakannya enam menit berselang. Jerman Barat pun menang 3-0. Keberhasilan Jerman Barat menjuarai Piala Eropa membuat "Der Panzer" dinobatkan sebagai team terbaik yang pernah menjuarai turnamen empat tahunan ini. Sebab, mereka terus tampil impresif dan di final meraih kemenangan besar atas Uni Soviet yang saat itu merupakan team besar dan pernah juara di Piala Eropa.
Data Sejarah Piala Eropa 1976
Tuan rumah: Yugoslavia
Waktu : 16–20 Juni
Jumlah team: 4
Venue : Zagreb, Belgrade
Juara : Cekoslowakia
Runners-up : Jerman Barat
Tempat ketiga : Belanda
Tempat keempat : Yugoslavia
Statistik Piala Eropa 1976
Jumlah Pertandingan : 4
Jumlah gol : 19
Rata-rata gol per partai : 4,75
Jumlah penonton : 106.087
Rata-rata penonton : 26.522
Top skorer : 4 gol - Dieter Mueller (Jerman Barat)
FINAL Piala Eropa 1976 mempertemukan Cekoslovakia dan Jerman Barat dianggap sebagai final terbaik sepanjang sejarah penyelenggaraan Piala Eropa (saat itu). Sebab, partai pamungkas tersebut mempertontonkan sepak bola menyerang, semangat pantang menyerah, serta ketegangan dalam drama adu penalti. Ini juga melahirkan kejutan besar. Kejuaraan sepak bola antarnegara Eropa kelima ini menjadi turnamen terakhir dengan format empat besar. Namun, sebelumnya tetap diikuti babak kualifikasi. Sebanyak 32 negara ikut serta dibagi dalam 8 grup. Juara akan masuk perempat final juga memakai sistem kandang tandang. Pada waktu itu, kemenangan masih diberi nilai 2. Pemenang di perempat final itulah kemudian lolos ke putaran final di Yugoslavia alias semifinal. Empat tim yang mengikuti putaran final adalah Cekoslovakia, Belanda, Jerman Barat, dan Yugoslavia. Putaran ini dipuji memiliki kualitas tinggi karena pertandingan harus berakhir dengan babak perpanjangan waktu. Jalan Cekoslowakia untuk tampil sebagai juara tidak mudah. Di pertandingan pertama, mereka harus bertemu Belanda di Zagreb. Di atas kertas, Belanda yang memiliki pemain bintang seperti Johan Cruyff jelas lebih diunggulkan. Apalagi, dua tahun sebelumnya mereka tampil cemerlang di Piala Dunia. Meski kalah di final oleh Jerman Barat, namun Belanda dianggap membawa gaya sepak bola baru, total football, ditakuti banyak tim. Namun, faktanya Cekoslovakia membuat kejutkan dengan menekuk Belanda 3-1 dan lolos ke final. Keberhasilan Antonin Panenka dan kawan-kawan tidak terlepas dari cara mereka meminimalisasi peran Cruyff dan Wim van Hanegem menjadi tumpuan Belanda. Dengan cara itu, Cekoslowakia mampu unggul terlebih dulu berkat gol yang diciptakan Anton Ondrus pada pertengahan babak pertama. Ondrus berhasil menjebol gawang Belanda setelah memaksimalkan umpan tendangan bebas Antonin Panenka. Cekoslowakia harus bermain sepuluh orang setelah Jaroslav Pollak diberi kartu merah pada babak kedua. Sialnya lagi, Cekoslowakia harus kebobolan oleh gol bunuh diri Ondrus pada menit ke-77. Kedudukan imbang membuat pertandingan memanas. Belanda pun terpaksa bermain sepuluh orang setelah Johan Neeskens mendapatkan kartu merah sebelum memasuki perpanjangan waktu. Ambisi Belanda untuk meraih kemenangan semakin sulit setelah Van Hanegem mendapatkan kartu merah. Cekoslovakia pun akhirnya berhasil menundukkan Belanda berkat dua gol tambahan diciptakan Frantisek Vesely dan Veseley. Pertandingan semifinal lainnya antara Jerman Barat melawan Yugoslavia tak kalah seru. Belgrade nyaris menjadi kuburan bagi sang juara bertahan Jerman Barat setelah tertinggal 0-2 pada babak pertama. Namun, pelatih Helmut Schoen menolak menyerah dan memasukkan dua pemain pengganti yang mengubah hasil pertandingan. Heinz Flohe dan Dieter Mueller mencetak gol balasan sehingga Jerman Barat berhasil memaksa Yugoslavia bermain dalam babak perpanjangan waktu. Jerman Barat perlu berterima kasih kepada Mueller. Dia mencetak dua gol untuk melengkapi torehan hat-trick sehingga Jerman Barat meraih kemenangan 4-2. Di babak final, Cekoslovakia tampil sangat impresif. Betapa tidak, Cekoslovakia hanya membutuhkan delapan menit untuk membobol gawang Jerman Barat tampil sebagai juara bertahan. Jan Svehlik berhasil menaklukkan Sepp Maier. Gol yang diciptakan Svehlik tercatat sebagai gol tercepat di ajang ini. Karol Dobias kemudian menggandakan keunggulan Cekoslovakia di menit ke-26. Jerman Barat bangkit. Mueller membalas melalui gol tendangan voli akrobatik. Akhirnya, Jerman Barat menyamakan kedudukan setelah Bernd Holzenbein mencetak gol pada menit ke-69. Kedua tim terpaksa harus melakoni babak adu penalti setelah tidak ada gol tercipta pada babak tambahan. Sebagai catatan, ini merupakan final pertama Piala Eropa harus ditentukan melalui adu penalti. Drama adu penalti ini menyajikan ketagangan luar biasa. Ketagangan muncul saat penendang keempat dari Jerman Barat, Uli Hoeness, gagal mengeksekusi penalti. Antonin Panenka yang menjadi penembak penalti kelima berhasil mengantarkan Cekoslovakia juara. Penalti yang dieksekusi Panenka menjadi bahan pembicaraan. Meski dilanda tekanan karena eksekusinya sangat berpengaruh pada hasil pertandingan, Panenka dengan sangat tenang mengecoh Sepp Maier. Melihat sang kiper akan bergerak ke kiri, Panenka mencungkil bola ke arah tengah, posisi awal Maier. Paneka mengakui berlatih eksekusi tersebut bersama kiper Zdenek Hruska yang merupakan rekan setimnya di Bohemians Prague. "Saya memutuskan lebih mudah berpura-pura menembak bola, kemudian mencungkil bola ke tengah gawang. Saya melakukannya saat berlatih dan berhasil." Cekoslowakia pun membuat kejutan besar. Tim sebelumnya tak diperhitungkan, justru menyingkirkan dua raksasa dunia saat itu, Belanda dan Jerman, untuk menjadi juara. Saat itu, Jerman dan Belanda merupakan klub raksasa Eropa, bahkan dunia. Mereka memiliki bintang-bintang fenomenal dan permainan yang dahsyat.
Data Sejarah Piala Eropa 1980
Tuan rumah : Italia
Waktu : 11-22 Juni 1980
Teams : 8
Venue : Milan, Turin, Roma, dan Naples
Juara : Jerman Barat
Runners-up : Belgia
Tempat ketiga : Cekoslovakia
Tempat keempat : Italia
Statistik Piala Eropa 1980
Jumlah pertandingan : 14
Jumlah gol : 27
Rata-rata gol per partai : 1,93
Total penonton : 345,463
Rata-rata penonton per partai : 24,676
Top skorer : 3 gol - Klaus Allofs (Jerman Barat)
Meski sudah pernah menjadi tuan rumah sebelumnya, kali ini Italia menjadi tuan rumah Piala Eropa dengan format kompetisi baru. Dua perubahan signifikan memang mewarnai perebutan gelar juara Eropa pada tahun 1980. Pertama, federasi sepak bola Eropa atau UEFA menambah jumlah tim yang berlaga di putaran final dari empat menjadi delapan tim. Kedua, negara yang menjadi tuan rumah memiliki keistimewaan langsung lolos ke putaran final, tanpa harus melalui babak kualifikasi. Italia kecipratan untung untuk pertama kalinya. Sayangnya, tim Italia tak mampu menjamu pendukung dalam negeri dengan menarik. Tim hanya mampu mencapai babak semi final. Itu pun kalah dari tim Cekoslovakia melalui drama adu penalti. Pesona Piala Dunia Eropa 1980 yang paling menggigit ditampilkan oleh tim Jerman Barat. Saat itu, pemain-pemain muda yang berbakat dari tim ini menunjukkan permainan menyerang dan menggebrak di tengah trend permainan bertahan kala itu. Bakat-bakat segar dari Horst Hrubesch, Karl-Heinz Rummenigge, Bernd Schuster dan Hans-Peter Briegel berhasil mencuri perhatian dunia. Jerman Barat bertemu dengan tim Belgia di final. Kemunculan tim yang diperkuat oleh François van der Elst dan kawan-kawan itu memang tidak diduga-duga sebelumnya. Sayangnya, Belgia tetap harus tunduk atas keperkasaan Jerman Barat melalui dua gol dicetak oleh Hrubesch yang penampilannya sangat mempesona kala itu. Belgia hanya mampu membalas dengan satu gol melalui eksekusi penalti Rene Vandereycken. Ini memang bukan momen terakhir keikutsertaan Jerman Barat dalam ajang Piala Eropa. Namun, Piala Eropa 1980 merupakan ajang terakhir dimana tim ini melaju ke final dan menjadi juara dengan masih bernama Jerman Barat. Pada kompetisi tahun 1988, Jerman Barat masih mengikuti ajang Piala Eropa, namun hanya mampu mencapai babak semi final. Ketika mengikuti kompetisi tahun 1992, tim tak lagi datang dengan nama Jerman Barat. Penyatuan kembali Jerman Barat dan Jerman Timur pada tahun 1990 membuat tim datang dengan nama Jerman.
Data Sejarah Piala Eropa 1984
Tuan rumah : Perancis
Waktu : 12 - 27 Juni 1984
Team : 8
Venue : Paris, Lens, Saint-Etienne, Strasbourg, Lyon, Nantes, Marseille
Juara : Perancis
Runners-up : Spanyol
Tempat ketiga: -
Statistik Piala Eropa 1984
Jumlah pertandingan : 15
Jumlah gol : 41
Rata-rata gol per partai : 2,73
Total penonton : 597,639
Rata-rata penonton per partai : 39,843
Top skorer : 9 gol – Michael Platini (Perancis)
Ini pertama kalinya Perancis mampu mencapai babak final, setelah harus puas hanya menembus laga perebutan tempat ketiga pada ajang Piala Eropa pertama di tahun 1960. Perancis yang menjadi tuan rumah pun tampil menjadi juara Eropa untuk pertama kalinya setelah mengalahkan tim Spanyol dengan dua gol tanpa balas. Kapten Perancis, Michael Platini, yang kala itu berumur 29 tahun, menjadi pusat perhatian dengan koleksi sembilan gol dicetaknya sepanjang turnamen berlangsung. Satu golnya memastikan kemenangan Perancis dari tim Spanyol di babak final. Satu gol lagi dicetak oleh Bruno Ballone. Selain Platini, Peno pun menjadi sorotan publik hingga akhir turnamen. Peno adalah ayam jantan yang menjadi maskot Piala Eropa 1984. Peno mengenakan kaus biru seperti kostum yang dikenakan oleh tim nasional Perancis dengan emblem bertuliskan ‘84’ di dada kirinya. Dalam kompetisi tahun ini, UEFA masih menerapkan format kompetisi baru yang sudah dipakai pada tahun 1980. Ada delapan tim yang berlaga di putaran final dan tuan rumah berhak melaju ke putaran final tanpa harus melalui babak kualifikasi. Namun, UEFA kembali menerapkan keputusan baru dengan menghapuskan perebutan tempat ketiga dalam ajang Piala Eropa pada tahun ini. Piala Eropa 1984 sangat dipuji-puji karena setiap tim yang menjadi peserta dinilai menunjukkan permainan berkualitas sepanjang kompetisi. Selain itu, tuan rumah Perancis juga menuai pujian dari banyak pihak karena berhasil menggelar ajang ini dengan sedikit catatan kerusuhan dari pada ‘hooligans’. Perancis dinilai mampu memberikan pengalaman menyenangkan bagi para tim dan pendukungnya. Prestasi ini pun disebut-sebut menjadi salah satu faktor penentu diberikannya kesempatan bagi Perancis untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 1998.
Data Sejarah Piala Eropa 1988
Tuan rumah : Jerman Barat
Waktu : 10- 25 Juni 1988
Team : 8
Venue : Munich, Stuttgart, Hamburg, Frankfurt am Main, Gelsenkirchen, Cologne, Dusseldorf, Hannover
Juara : Belanda
Runners-up : Uni Soviet
Tempat ketiga : -
Statistik Piala Eropa 1988
Jumlah pertandingan : 15
Jumlah gol : 34
Rata-rata gol per partai : 2,27
Total penonton : 888,645
Rata-rata penonton per partai : 59,243
Top skorer : 5 gol – Marco Van Basten (Belanda)
Setelah masa penantian panjang, tim nasional Belanda akhirnya berhasil meraih trofi Piala Eropa untuk pertama kalinya. Karakteristik total football khas Belanda mampu ditunjukkan oleh Ruud Gullit dan kawan-kawan layak mengantarkan mereka menjadi gelar juara Eropa pada tahun 1988. Di partai final, tim Oranye kembali bertemu dengan tim Uni Soviet yang sempat mengalahkan mereka di pertandingan pertama penyisihan grup. Namun, tim Belanda kali ini menunjukkan perbedaan dari sebelumnya. Di babak pertama saja, mereka sudah unggul 1-0 melalui tandukan kepala Gullit. Keunggulan diperbesar melalui gol Marco van Basten di awal babak kedua dan kedudukan 2-0 bertahan hingga peluit tanda akhir babak kedua dibunyikan oleh wasit. Gol dua pemain legendaris Belanda ini dikenang oleh hampir 60 persen penduduk Belanda yang hijrah sesaat untuk menyaksikan pertandingan di Olympiastadion, Munich, Jerman Barat ini. Gullit dengan rambut gimbalnya menandukkan bola, sementara Van Basten melakukan tendangan voli ala akrobatik dari sisi kiri gawang tidak bisa diantisipasi oleh kiper Soviet, Rinat Dasaev. Juara bertahan, Perancis, tak lolos babak kualifikasi untuk masuk ke putaran final ajang Piala Eropa kali ini. Sementara itu, raksasa Jerman Barat harus puas hanya mampu melangkah sampai babak semi final karena dikalahkan total football negeri kincir angin dengan skor 1-2.
Data Sejarah Piala Eropa 1992
Tuan rumah : Swedia
Waktu : 10-26 Juni 1992
Team : 8
Tempat : Gothenburg, Solna, Norrkoping, Malmo
Juara : Denmark
Runner-up : Jerman
Tempat ketiga: -
Statistik Piala Eropa 1992
Jumlah pertandingan : 15
Jumlah gol : 32
Rata-rata gol per partai : 2,13
Total penonton : 430.111
Rata-rata penonton per partai : 28.674
Top skorer : 3 gol – Henrik Larsen (Denmark), Tomas Brolin (Sweden), Dennis Bergkamp (Belanda)
Jangan pernah berhenti bermimpi. Barangkali, prinsip inilah yang dipegang oleh tim Denmark sejak ikut babak penyisihan Piala Eropa 1992. Bermula dari didiskualifikasinya tim Yugoslavia dari ajang ini karena terkena sanksi PBB, posisinya lalu digantikan oleh Denmark yang menjadi runner-up grup. Perjalanan si anak bawang pun berlanjut putaran demi putaran hingga beruntung dapat mengalahkan Belanda di semifinal melalui drama adu penalti. Kesalahan pemain legendaris Belanda, Marco Van Basten, dalam mengeksekusi penalti mengantarkan Denmark melaju ke babak final. Bagai David menantang Goliath, mereka menantang raksasa sepak bola Eropa, Jerman. Benteng kokoh di lini belakang dan gaya permainan counter-attact diterapkan oleh Denmark kala itu. Tak disangka, kerja keras, kerendahan hati pelatihnya, Richard Moller-Nielsen, dan sedikit keberuntungan membawa Denmark menjadi juara Eropa untuk pertama kalinya dan satu-satunya hingga saat ini dengan menghajar tim Jerman dengan dua gol tanpa balas. Tim Denmark pun disebut "dinamit yang meledak" karena mampu meluluhlantakkan tim-tim raksasa Eropa kala itu, seperti Jerman (dulu Jerman Barat), Belanda, dan Uni Soviet. Kiper tim Denmark, Peter Schmeichel, menjadi sorotan publik sepak bola sedunia. Pesonanya di bawah mistar gawang tak diragukan lagi. Kala itu, dia sudah setahun bergabung dengan klub raksasa asal Inggris, Manchester United. Piala Eropa 1992 merupakan turnamen terakhir yang menggunakan logo tulisan UEFA dan bendera. Ajang ini juga menjadi kompetisi sepak bola akbar pertama dan mengharuskan nama pemain tercetak di atas nomor punggung kostum mereka setelah ini menjadi tren di klub-klub sepak bola di seluruh Eropa. Ini juga menjadi ajang kompetisi di mana pertama kalinya Jürgen Klinsmann dan kawan-kawan datang dengan menggunakan nama tim "Jerman" setelah bersatunya Jerman Barat dan Jerman Timur pada tahun 1990.
Data Sejarah Piala Eropa 1996
Tuan rumah : Inggris
Waktu : 8 Juni- 30 Juni
Jumlah team : 16
Venue : London, Manchester, Liverpool, Birmingham, Leeds, Sheffield, Nottingham, Newcastle
Juara : Jerman
Runners-up : Republik Ceko
Tempat ketiga : Inggris dan Perancis
Statistik Piala Eropa 1996
Jumlah pertandingan : 31
Jumlah gol : 64
Rata-rata gol per partai : 2,06
Jumlah penonton : 1.276.137
Rata-rata penonton per partai : 41.166
Top skorer : 5 gol - Alan Shearer (Inggris)
Pemain terbaik : Matthias Sammer (Jerman)
PERATURAN baru berupa golden goal atau gol emas diterapkan di Piala Eropa 1996. Ini menjadi berkah bagi Jerman. Mereka akhirnya juara berkat gol emas Oliver Bierhoff pada menit ke-95 yang membuat Jerman menang 2-1. Sebelumnya, dalam 90 menit kedua tim bermain imbang 1-1. Gelar ini semakin mengukuhkan Jerman sebagai negara terbaik di Eropa dengan torehan tiga gelar. Dua piala sebelumnya mereka raih pada tahun 1972 dan 1980. Sebaliknya, gol emas menjadi petaka buat Republik Ceko yang menjadi lawan Jerman di final. Karena gol emas Bierhoff itu, segalanya menjadi selesai, meski perpanjangan waktu baru berlangsung 5 menit. Gol emas untuk menentukan pemenang di masa perpanjangan waktu, jika kedua tim tetap bermain imbang dalam 90 menit. Begitu ada yang mencetak gol, tim pencetak gol langsung menjadi pemenangnya dan pertandingan berhenti, meski perpanjangan waktu belum mencapai dua kali 15 menit. Sebab itu, gol emas juga disebut sudden death. Banyak fakta menarik yang muncul di Piala Eropa 1996, selain gol emas. Inggris untuk pertama kalinya menyelenggarakan pagelaran terbesar negara-negara Eropa ini. Selain itu, untuk pertama kalinya putaran final Piala Eropa diikuti 16 tim dan terbagi menjadi empat grup. Sebelumnya, Piala Eropa hanya diikuti oleh delapan tim dan hanya terbagi menjadi dua grup saja. Membludaknya peserta Piala Eropa 1996 ini tak lepas dari pecahnya Cekoslowakia (menjadi Republik Ceko dan Slovakia) pada tahun 1993 serta terpecahnya Yugoslavia dan Uni Soviet. Perubahan lain adalah sebutan dari Piala Eropa. Jika sebelumnya Uni Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) mengunakan sebutan UEFA European Championship untuk kompetisi empat tahunan ini, di tahun 1996 UEFA menggantinya dengan sebutan Euro. Di balik keperkasaan Jerman dan beberapa fakta baru lainnya, kejutan dari Republik Ceko juga layak untuk diperbincangkan. Tak masuk dalam kategori favorit, Rep. Ceko justru mampu tampil hingga partai puncak. Padahal, ini merupakan penampilan perdana mereka di Piala Eropa sejak Cekoslowakia terpecah. Kemilau Rep. Ceko sudah terlihat sejak babak penyisihan grup. Tergabung bersama Jerman, Italia, dan Rusia di Grup C, Jiri Nemec dkk tampil brilian dengan memaksa Italia harus angkat koper lebih dulu. Portugal menjadi korban Rep. Ceko selanjutnya. Berhadapan di perempat final, Portugal dipaksa tunduk dengan skor tipis 1-0. Kegemilangan negara pecahan Cekoslowakia tersebut berlanjut dalam laga semifinal. Mereka mampu menyingkirkan Perancis lewat babak adu penalti. Rep. Ceko hampir saja mencatatkan sejarah jika tak kalah tipis 1-2 dari Jerman di partai puncak, sebab mereka unggul lebih dulu. Jerman akhirnya menyamakan kedudukan dan memaksa dilakukan perpanjangan waktu. Di situlah Jerman mengambil keuntungan peraturan gol emas dan tampil sebagai juara. Di situ pula Rep. Ceko tertimpa petaka karena gol emas mengakhiri perjuangan mereka untuk mengulang sukses juara seperti saat mereka masih bersatu dalam negar Cekoslovakia pada 1976.
Data Sejarah Piala Eropa 2000
Tuan rumah : Belgia-Belanda
Waktu : 10 Juni - 2 Juli
Jumlah team : 16
Venue : Rotterdam, Amsterdam, Brussels, Brugge, Eindhoven, Arnhem, Liege, Charleroi
Juara : Perancis
Runners-up : Italia
Tempat ketiga : Portugal dan Belanda
Statistik Piala Eropa 2000
Jumlah pertandingan : 31
Jumlah gol : 85
Rata-rata gol per partai : 2,74
Jumlah penonton : 1.122.833
Rata-rata penonton per partai : 36,220
Top skorer : 5 gol - Patrick Kluivert (Belanda), Savo Milosevic (Yugoslavia)
Pemain terbaik : Zinedine Zidane (Perancis)
SISTEM golden goal atau sudden death masih digunakan di Piala Eropa 2000. Dan, berkah dari sistem itu menjadi milik Perancis. Mereka menjuarai turnamen itu berkat golden goal David Trezeguet saat menundukkan Italia 2-1 di partai final. Setelah itu, golden goal tak pernah dipakai lagi di Piala Eropa, juga di turnamen lain. Golden goal diperkenalkan FIFA pada 1993. Sistem ini dipakai jika dalam 90 menit berakhir imbang dan dilakukan perpanjangan waktu. Siapa yang mencetak gol lebih dulu di perpanjangan waktu, dialah yang menang. Gol itu sekaligus mengakhiri pertandingan, meski perpanjangan waktu dua kali 15 menit belum berakhir. Kemudian, sistem itu dipakai pertama kali di turnamen besar pada Piala Eropa 1996 di Inggris. Saat itu, Jerman merasakan nikmatnya berkah golden goal, setelah Oliver Bierhoff mencetak gol di perpanjangan waktu pada partai final lawan Republik Ceko. Gol itu sekaligus mengakhiri pertandingan dan memastikan Jerman sebagai juara dengan kemenangan 2-1. Kemenangan Perancis di Piala Eropa 2000 berlangsung dramatis. Sebab, Italia sebenarnya sudah unggul 1-0 hingga menit ke-94. Gol Italia dicetak oleh Marco Delvecchio di menit ke-55. Saat pertandingan hampir berakhir, Perancis mampu menyamakan kedudukan lewat gol Sylvain Wiltord pada menit ke-94, sekaligus memaksa perpanjangan waktu. Italia tampak bermain aman di perpanjangan waktu, seolah berharap bisa mengakhiri laga ini dengan adu penalti. Namun, harapan itu dihancurkan oleh gol emas David Trezeguet di menit ke-103. Gol yang sekaligus mengakhiri pertandingan dan memastikan kemenangan Perancis 2-1. Sejak itu, gol emas tak dipakai lagi dan mulai 2002 sampai 2004 diganti menjadi gol perak. Maksudnya, jika terjadi gol di perpanjangan waktu, pertandingan masih dilangsungkan sampai waktu 15 menit berakhir. Jika terjadi di 15 menit pertama, maka menunggu sampai 15 menit itu berakhir. Perjuangan Perancis untuk jadi juara tak berjalan mudah. Di babak penyisihan grup, tim yang saat itu diasuh oleh Roger Lemerre tersebut harus bersaing dengan Belanda dan finalis Piala Eropa 1996, Republik Ceko. "Les Blues" akhirnya lolos dari lubang jarum dengan status runner up di bawah Belanda tampil perkasa sebagai pemuncak klasemen. Di perempat final, Perancis kembali menemui lawan berat. Zinedine Zidane dkk harus bersua dengan kandidat juara lainnya, Spanyol. Lagi-lagi rintangan berhasil mereka lalui. Spanyol ditundukkan dengan skor tipis 2-1. Perjuangan keras kembali harus dijalani oleh Perancis di babak semifinal. Kali ini mereka menghadapi Portugal yang diperkuat pemain besar seperti Luis Figo, Rui Costa, dan Nuno Gomes. Ujian berat ini kembali mereka lalui. Portugal dibekuk dengan skor 2-1 lewat babak perpanjangan waktu. Di balik kesuksesan Perancis, Piala Eropa yang untuk pertama kalinya digelar di dua negara ini menyisakan duka bagi Jerman yang berstatus juara bertahan. Jerman harus tumbang di babak penyisihan grup. Ironis bagi Jerman. Penampilan perkasa mereka di Piala Eropa 1996 tak berbekas di Piala Eropa yang digelar di Belanda-Belgia ini. Pasukan yang dipimpin oleh Erich Ribbeck ini tak pernah meraih satu kemenangan pun. Dari tiga laga, satu pertandingan berakhir seri dan sisanya diakhiri dengan kekalahan. Nasib tragis juga dialami oleh Republik Ceko, sang finalis Piala Eropa 1996. Bergabung dengan Belanda dan Perancis di Grup D, Ceko tak mampu lagi menciptakan kejutan seperti pagelaran sebelumnya. Pasukan Jozef Chovanec harus puas dengan torehan tiga poin hasil satu kemenangan dari tiga pertandingan yang mereka jalani. Kenyataan pahit juga dirasakan Inggris. Meski diperkuat David Beckham, Michael Owen, Alan Shearer, dan beberapa pemain bintang Premier League masa itu, Inggris tak berkutik di Grup A. Sama seperti Jerman, "The Three Lions" harus menerima kenyataan pahit dikangkangi oleh Rumania dan keluar sebagai runner-up Grup A, menemani Portugal yang tampil sebagai juara grup.
Data Sejarah Piala Eropa 2004
Tuan rumah : Portugal
Venue : 10 di 8 kota (Lisbon, Porto, Aveiro, Coimbra, Braga, Guimaraes, Leiria, Loule/Faro
Pelaksanaan : 12 Juni - 4 Juli
Peserta : 16 team
Juara : Yunani (mengalahkan Portugal, 1-0)
Pemain terbaik : Theodoros Zagorakis
Pencetak gol terbanyak : Milan Baros (5 gol)
Maskot : Kinas
Lagu resmi : Forca (oleh Nelly Furtado)
Statistik Piala Eropa 2004
Jumlah pertandingan : 31
Jumlah gol : 77
Rata-rata gol per partai : 2,48
Jumlah penonton : 1.156.473
Rata-rata penonton per partai : 37.306
Top skorer : 5 gol - Milan Baros (Rep. Ceko)
Pemain terbaik : Theodoros Zagorakis (Yunani)
YUNANI lebih dikenal memiliki kisah dan mitos yeng berkenaan dengan dewa. Sebab itu, mereka disebut "Negeri Para Dewa". Menyimak sejarah dan mitos negeri itu lebih menarik daripada mengikuti dan menyimak sepak bola mereka. Namun, di Piala Eropa 2004 ceritanya lain. Yunani justru memberikan kejutan besar di dunia pesepakbolaan Eropa. Yunani yang tak pernah diperhitungkan sebelumnya dan selalu dianggap kelas dua atau bahkan kelas tiga, justru tampil sebagai juara setelah menekuk tuan rumah Portugal 1-0 di partai final. Piala Eropa kali ini diadakan di Portugal untuk pertama kalinya. Tentu, banyak yang memprediksi Portugal yang saat itu dilatih oleh Luiz Felipe Scolari akan tampil sebagai yang terbaik. Apalagi jika melihat komposisi pemain Portugal kala itu diperkuat pemain-pemain bintang seperti Luis Figo, Rui Costa, Simao Sabrosa, Cristiano Ronaldo dan beberapa pemain bintang lainnya. Bandingkan dengan Yunani yang kala itu hanya dibekali pemain "level dua" seperti Angelos Charisteas, Angelos Basinas, Giorgios Karagounis, Theodoros Zagorakis, dan tentu sang kiper Antonios Nikopolidis. Namun, Pelatih Yunani, Otto Rehhagel, mampu mengoptimalkan materi pemain yang ada. Ia bisa membuat perhitungan di atas kertas tak terbukti sama sekali. Yunani sudah mampu membuat Portugal tak berdaya di laga pembuka Piala Eropa 2004. Tampil dengan kekuatan terbaik, Portugal justru takluk dengan skor 1-2. Gol kemenangan Yunani dicetak oleh Karagounis pada menit ke-7 dan Basinas pada menit ke-51 lewat titik putih. Di laga kedua, Yunani kembali membuat mata pecinta sepak bola terpana. Pasukan "Ethniki" mampu menahan imbang 1-1 Spanyol yang diperkuat nama beken seperti Raul Gonzales, Iker Casillas, Carles Puyol dan Fernando Morientes. Penampilan memukau Yunani kembali memakan korban tim besar di perempat final. Kali ini, Perancis dilempar dari kejuaraan empat tahunan tersebut. Yunani menang tipis 1-0 lewat gol Charisteas pada menit ke-65. Lalu, Republik Ceko yang kala itu masih memiliki tim tangguh, juga mereka libas di semifinal. Yunani pun melangkah ke final dan kembali bersua dengan Portugal. Lagi-lagi, pasukan Otto Rehagel mempermalukan tuan rumah. Charisteas menjadi bintang dengan mencetak gol tunggal pada menit ke-57. Memang, permainan Yunani kurang menarik. Mereka lebih berkonsentrasi bertahan dan menjaga kekompakan, kemudian sesekali melancarkan serangan balik. Tapi, strategi ini sering membuat lawan frustrasi, kemudian jadi lengah. Dan, saat kelengahan itu Yunani pintar mengambil kesempatan. Tidak harus produktif, tapi yang penting menang. Dan, gaya dan strategi itu yang mengantarkan Yunani menjadi juara. "Ini merupakan pencapaian luar biasa untuk sepak bola Yunani dan khsusunya sepak bola Eropa. Kami mengambil keuntungan dari kesempatan kami. Lawan lebih baik secara teknik ketimbang kami, tapi kami mampu memanfaatkan kesempatan. Yunani membuat sejarah dalam sepak bola. Ini adalah sensasi," kata Rehhagel setelah laga. Kesuksesan Yunani semakin lengkap setelah Theodoros Zagorakis ditunjuk sebagai pemain terbaik dalam gelaran kali ini. Kejutan lain yang tercipta adalah keluarnya striker Republik Ceko sebagai pencetak gol terbanyak dengan lima gol. Ia mengalahkan striker papan atas lain seperti Ruud van Nistelrooy, Wayne Rooney, Thierry Henry, dan Cristiano Ronaldo. Sukses Yunani seolah memberi pesan, nama besar bukan jaminan. Siapa pun masuk ke putaran final bisa menjadi juara, asal bisa mengoptimalkan kemampuan dan menerapkan strategi yang tepat. Tentang keberuntungan, itu urusan Tuhan.
Data Sejarah Piala Eropa 2008
Juara : Spanyol (mengalahkan Jerman di final dengan skor 1-0)
Pencetak gol terbanyak : 4 gol - David Villa (Spanyol)
Pemain terbaik : Xavi Hernandez (Spanyol)
Musik resmi : Can You Hear Me oleh Enrique Iglesias
Maskot : Trix and Flix
Slogan : Expect Emotions
Statistik Piala Eropa 2008
Peserta : 16
Jumlah pertandingan : 31
Jumlah gol : 77
Rata-rata gol per partai : 2,48
Jumlah penonton : 1.140.902
Rata-rata penonton per partai : 36.803
Top skorer : 4 gol - David Villa (Spanyol)
Pemain terbaik : Xavi (Spanyol)
SEBELUMNYA, sepak bola indah sempat dinilai hanya enak ditonton tapi tak menjamin kemenangan, bahkan rentan kalah. Apalagi, di Piala Eropa 2004, Yunani membuktikan diri sebagai juara, meski sepak bolanya tak indah. Mereka hanya bermain pragmatis, fokus pada pertahanan, kemudian mencuri gol lewat serangan balik. Keindahan Portugal yang sempat dinilai "Brasil Eropa" juga diredam oleh pragmatisme Yunani. Demikian juga dengan Spanyol dan Perancis merasakan sengatan Yunani. Namun, penilaian itu terbantahkan oleh Piala Eropa 2008. Di sini, sepak bola indah dan menyerang berbicara. Belanda tetap memamerkan sepak bola menyerang hingga sangat produktif, menghajar Italia 3-0, Perancis 4-1, dan Rumania 2-0. Belanda memang akhirnya kalah dari Rusia dan publik pun kembali meragukan efektivitas sepak bola menyerang dan indah. Tapi, itu kembali dibantah oleh Spanyol. Tim yang didominasi pemain Barcelona ini, seolah menerapkan permainan indah dan menyerang klub Catalan tersebut. Dan, Spanyol memang tampil mengagumkan. Di penyisihan grup, mereka menghajar Rusia 4-1, dan masing masing menang 2-1 atas Yunani dan Swedia. Lalu, mereka menundukkan Italia 4-2 dan menghajar Rusia lagi 3-0. Di final, Spanyol menang 1-0 atas Jerman. Spanyol setelah menjadi juara Piala Eropa 1964 tak pernah meraih gelar internasional, kini menemukan kejayaan lagi. Bahkan, Piala Eropa 2008 seolah menjadi ajang bagi tim Spanyol untuk menunjukkan kekuatan mereka. Rekor luar biasa mampu mereka catat. "La Furia Roja" juga mencatatkan sejarah dalam Piala Eropa yang berlangsung di Austria dan Swiss ini. Tim yang kala itu dilatih oleh Luis Aragones menjadi tim kedua mampu memenangkan semua laga di penyisihan grup dan keluar sebagai juara. Satu tim lain yang bisa menyamai rekor itu adalah Perancis pada Piala Eropa 1984. Selain itu, Spanyol menjadi tim pertama yang tak pernah terkalahkan setelah Jerman di Piala Eropa 1996. Ketangguhan Spanyol makin terlihat saat dua pemainnya merebut gelar sebagai pencetak gol terbanyak dan pemain terbaik Piala Eropa 2008. Striker David Villa menjadi striker tersubur dengan mencetak 4 gol, sementara gelandang Xavi Hernandez tampil sebagai pemain terbaik. Tampilnya Spanyol sebagai juara memang sedikit melenceng dari yang diprediksi orang. Sebelumnya, yang difavoritkan justru Portugal yang tampil dengan pemain terbaik mereka, Cristiano Ronaldo, atau Belanda yang tampil penuh determinasi. Portugal secara mengenaskan takluk di tangan Jerman yang sebenarnya tak difavoritkan ketika bertemu pasukan Luiz Felipe Scolari tersebut. Sementara Belanda lebih tragis kalah 1-3 dari Rusia yang ironisnya ketika itu ditangani oleh pelatih asal Belanda, Guus Hiddink. Fakta lebih mengejutkan tentulah kegagalan Perancis lolos dari penyisihan Grup C setelah hanya memetik satu poin saja. Selain catatan di atas, ada beberapa fakta menarik yang bisa dicatat dalam pagelaran Piala Eropa kali ini. Swiss dan Austria untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah Piala Eropa. Austria juga membuat debutnya di ajang empat tahunan ini bersama Polandia. Sayang, debut keduanya diakhiri dengan kegagalan lolos dari babak penyisihan grup dan hanya mampu meraih satu poin dari tiga laga yang dijalani. Namun, itu hasil yang adil. Sebab, di Piala Eropa 2008 ada tim yang sedang menemukan bentuk sepak bola luar biasa. Tim itu tak lain adalah Spanyol. Mereka tak hanya memamerkan sepak bola indah, tapi juga efektif. Spanyol pun akhirnya menjuarai turnamen dan sekaligus menegaskan kemenangan sepak bola indah dan menyerang.
Sumber : http://bola.kompas.com
Pada kesempatan Piala Eropa 2012 (EURO 2012) kali ini tentunya sudah banyak orang menunggu-nunggu kehadirannya, siapa yang bakal menjadi juara serta pemain terbaik masih menjadi tanda tanya besar buat kita semua, silahkan membuka Jadwal Piala EURO 2012 untuk sesi musim kompetisi 2012 sebagai referensi Anda untuk mengikuti jalannya pertandingan sepakbola Piala Eropa 2012 (EURO 2012) dan jadikan pertandingan sepakbola akbar ini sebagai Sejarah Piala Eropa (History of European Cup).
Kejuaraan sepakbola tingkat Eropa UEFA merupakan kompetisi sepakbola utama dari berbagai team sepakbola laki-laki nasional benua Eropa dan telah diatur oleh UEFA (Union of European Football Associations). Turnamen ini diadakan pertama kalinya pada tahun 1960 dan setiap empat tahun diselenggarakannya, tepatnya pada tahun genap diantara turnamen Piala Dunia. Pada awalnya turnamen ini disebut sebagai Piala Eropa UEFA, tetapi dengan seiringnya waktu berubah menjadi Kejuaraan Sepakbola Eropa UEFA (UEFA European Football Championship) yang dilansir pada saat tahun 1968. Dimulai pada turnamen di tahun 1996, kejuaraan turnamen sepakbola ini sering disebut "EURO" ditambah dengan tahun diadakannya sehingga menjadi seperti "EURO 1996", "EURO 2000", "EURO 2004", "EURO 2008" dan hingga sekarang disebut dengan "EURO 2012". Sebelum memasuki turnamen EURO semua team selain Negara Tuan Rumah (sudah otomatis lolos mengikuti turnamen ini) bersaing dalam proses babk pra-kualifikasi. Para pemenang kejuaraan ini mendapatkan kesempatan untuk bersaing kembali pada piala Konfederasi FIFA, tetapi hal ini tidaklah wajib untuk dilakukan.
Sejarah Piala Eropa (History of EURO CUP)
Sejarah piala Eropa (EURO) bermula dari ide Sekretaris Federasi Sepakbola Prancis (FFF) Henri Delaunay pada akhir dekade 1920-an. Saat itu, Delaunay melihat terjadi kepincangan di antara dua benua dimana negara Amerika Latin terlalu kuat bagi negara Eropa. Uruguay berhasil meraih medali emas saat Olimpiade 1924 dan 1928. Bahkan, Uruguay ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggara Piala Dunia I pada tahun 1930 sebagai penghormatan atas segala prestasinya.
Ide Henri Delaunay sebenarnya cukup beralasan dan sangat sederhana, Delauney ingin memperbanyak jumlah frekuensi pertandingan antar negara-negara di Eropa dengan menggelar kejuaraan antarnegara Eropa. Sayangnya ide Henri Delaunay tidak digubris oleh UEFA sebagai persatuan sepak bola Eropa. UEFA bahkan menggelar kejuaraan antar klub Eropa yang sekarang lebih dikenal sebagai Piala Champions, Piala UEFA dan Piala Winners sejak tahun 1954. Hal ini membuat Henri Delaunay kecewa, hingga jatuh sakit dan meninggal dunia pada November 1955. Meninggalnya salah satu sesepuh sepak bola Eropa ini sangat mengejutkan jajaran pengurus UEFA. Dalam kongres UEFA tahun 1957, ide dari Henri Delaunay itu akhirnya disetujui.
Ketika itu, saat Piala Eropa akan digelar, Federasi Sepak Bola Perancis mengajukan protes karena Perancis lah yang pantas untuk menyelenggarakan turnamen ini demi menghormati jasa dari Henri Delaunay, dan akhirnya hal ini disetujui oleh UEFA untuk menyelenggarkan turnamen Piala Eropa pertama di Perancis.
Untuk pertama kalinya kejuaraan sepakbola antarnegara Eropa ini dilaksanakan dan saat itu format yang digunakan adalah setiap team memainkan dua leg dan babak knock out pada semifinal diselenggarakan di negara penyelenggara (sistem home and way / tandang dan kandang).
Pada ajang turnamen ini, team Uni Soviet (kini Rusia) menjadi juara pertama setelah berhasil mengandaskan team Yugoslavia dengan skor 2-1 melalui perpanjangan waktu.
Data Sejarah Piala Eropa 1960
Tuan Rumah : Perancis
Waktu : 6 Juli-10 Juli
Team: 4
Venue : Paris dan Marseille
Juara : Uni Soviet
Runners-up : Yugoslavia
Tempat ketiga : Cekoslovakia
Tempat keempat : Perancis
Statistik Piala Eropa 1960
Jumlah Pertandingan : 4
Jumlah gol : 17
Rata-rata gol per partai : 4,25
Total penonton : 78.958
Rata-rata penonton per partai : 19.740
Top skorer : 2 gol – Slava Metreveli (Uni Soviet), Viktor Ponedelnik (Uni Soviet), Milan Galic (Yugoslavia), Drazan Jerkovic (Yugoslavia), Valentin Ivanov (Uni Soviet), Francois Heutte (Perancis).
Sejak tahun 1960, setiap 4 tahun sekali UEFA menggelar turnamen "Piala Dunia Mini Eropa" ini. Dan sejak saat itu perkembangan piala eropa ini semakin membaik, hal ni terbukti dengan jumlah peserta Piala Eropa kedua yang berlangsung di Spanyol pada tahun 1964 membengkak dari 17 negara sebelumnya menjadi 29 negara. Pembengkakan ini antara lain ditandai masuknya Inggris dan Italia dalam turnamen akbar se-Eropa ini. Namun format putaran final sama seperti yang pertama, yaitu 4 team lolos ke putaran final. Untuk Kali ini pada putaran final tuan rumah Spanyol berhasil menundukkan juara bertahan Uni Soviet dengan skor 2-1.
Karena jumlah peserta semakin bertambah pada Piala Eropa berikutnya, maka format pertandingan pun diubah. Setiap peserta harus menjadi juara dan runner-up group terlebih dahulu untuk dapat lolos ke putaran final. Format inilah menjadi format baku hingga sekarang dianut pada setiap perhelatan piala Eropa.
Data Sejarah Piala Eropa 1964
Tuan rumah: Spanyol
Waktu: 17 Juni- 21 Juni
Teams: 4
Venue: Barcelona dan Madrid
Juara: Spanyol
Runners-up: Uni Soviet
Tempat ketiga: Hungaria
Tempat keempat: Denmark
Statistik Sejarah Piala Eropa 1964
Jumlah pertandingan : 4
Jumlah gol : 13
Rata-rata gol per partai : 3,25
Total penonton : 156.253
Rata-rata penonton per partai : 39.063
Top skorer : 2 gol - Jesus Maria Pereda (Spanyol), Ferenc Bene (Hungaria), Dezso Novak (Hungaria)
Pada Piala Eropa 1960 sebagai edisi pertama, Spanyol atas perintah diktator Jenderal Franco mengundurkan diri. Sebab, mereka terundi bertemu Uni Soviet yang merupakan musuh Spanyol. Pada Piala Eropa 1964 yang digelar di Spanyol, kedua team kembali bertemu. Kali ini di final. Jenderal Franco tak melarang lagi dan Spanyol akhirnya tampil sebagai juara. Piala Eropa 1964 diikuti 29 team sejak babak kualifikasi. Pertandingan dilaksanakan dengan sistem gugur dan tandang-kandang. Luksemburg mendapat bye, sehingga langsung lolos ke putaran kedua. Sejak awal, tuan rumah Piala Eropa belum ditentukan. Penentuan baru akan dilakukan setelah ketahuan siapa saja yang masuk semifinal. Di edisi ini masih babak semifinal digelar di satu negara. Denmark menjadi team kejutan dan akhirnya sukses ke semifinal, setelah mengalahkan Luksemburg. tiga semifinalis lainnya adalah team besar, yakni Uni Soviet, Spanyol, dan Hungaria. Spanyol kemudian dipilih sebagai tuan rumah. Spanyol sukses ke final, setelah mengalahkan Hungaria 2-1 melalui perpanjangan waktu. Sedangkan Uni Soviet menghajar Denmark 3-0. Spanyol dan Uni Soviet pun akhirnya bertemu di babak final dan digelar di Stadion Santiago Bernabeu. Pertarungan kedua team cukup sengit. Di depan 79.000 penonton, kedua team menerapkan permainan menyerang. Spanyol unggul lebih dulu berkat gol Pereda di menit ke-6. Tapi, Uni Soviet bereaksi keras. Hanya dua menit kemudian, mereka menyamakan kedudukan. Marcelino kemudian memastikan kemenangan Spanyol 2-1 setelah mencetak gol di menit ke-84.
Data Sejarah Piala Eropa 1968
Tuan rumah : Italia
Waktu : 5 Juni-10 Jun1
Jumlah team : 4
Venue : Roma, Napoli, Florence
Juara : Italia
Runners-up : Yugoslavia
Tempat ketiga : Inggris
Tempat keempat : Uni Soviet
Statistic Piala Eropa 1968
Jumlah pertandingan : 5
Jumlah gol : 7
Rata-rata gol per partai : 1,4
Jumlah penonton : 299.233
Rata-rata penonton per partai : 59.847
Top skorer : 2 gol - Dragan Dzajic (Yugoslavia)
Putaran akhir Piala Eropa 1968 digelar di Italia ini masih mempertandingkan empat team atau semifinal. Tuan rumah baru dipilih setelah peserta semifinal diketahui. Namun, kali ini banyak perubahan signifikan. Perubahan pertama pada namanya. Sebelumnya, turnamen ini diberi nama European Nations' Cup. Mulai 1968 nama turnamen adalah European Championship. Selain itu, format kompetisi juga mengalami perubahan. Babak kualifikasi dilakukan dalam dua tahap. Tahap penyisihan grup dan perempat final. Sistem pertandingan tetap menggunakan kandang-tandarng. Pesertanya terdiri dari 31 team. Mereka dibagi ke dalam 8 grup. Khusus grup 4 hanya diisi 3 team. Juara grup akan tampil di babak perempat final. Penyisihan grup dilakukan pada 1966 sampai 1968. Babak perempat final harus selesai pada 1968 untuk menentukan peserta semifinal. Jika sudah diketahui team yang lolos ke semifinal, tuan rumah baru ditentukan. Dalam babak penyisihan grup mulai diperkenalkan nilai hasil pertandingan. Kemenangan bernilai 2 poin, seri 1 poin, dan kalah tanpa poin. Saat itu belum ada penilaian gol tandang. Babak semifinal akhirnya dihuni Italia sekaligus terpilih sebagai tuan rumah, Uni Soviet, Yugoslavia, dan Inggris. Italia mengalahkan Uni Soviet dalam adu penalti, setelah pertandingan berakhir 0-0. Sedangkan di semifinal lainnya, Yugoslavia mengalahkan Inggris 1-0. Di final, Italia lawan Yugoslavia berakhir 1-1 setelah perpanjangan waktu. Sehingga, pertandingan ulangan dilakukan dua hari berikutnya. Italia akhirnya tampil sebagai juara setelah menang 2-0. Sedangkan Inggris merebut tempat ketiga setelah menang 2-0 atas Uni Soviet.
Data Sejarah Piala Eropa 1972
Tuan Rumah : Belgia
Venue : Brussels, Liege, Antwerp
Waktu : 14-18 Juni
Jumlah Team : 4
Juara : Jerman Barat
Runners-up : Soviet Union
Tempat Ketiga : Belgia
Tempat keempat : Hungaria
Statistik Piala Eropa 1972
Jumlah Pertandingan : 4
Jumlah Gol : 10
Rata-rata gol per partai : 2,5
Rata-rata penonton : 30.470
Top skorer : 4 gol - Gerd Mueller (Jerman Barat)
Jerman Barat untuk pertama kalinya berhasil menjuarai Piala Eropa setelah mengalahkan Uni Soviet 3-0 pada Piala Eropa 1972. Keberhasilan "Der Panzer" tersebut sekaligus membuktikan kebangkitan mereka, setelah sebelumnya mereka sukses menjuarai Piala Dunia 1954. Jerman Barat memang team besar. Tapi, sejak juara Piala Dunia 1954, mereka tak meraih gelar lagi di tingkat internasional. Namun, di era 1970-an, mereka memanen bakat-bakat besar seperti Franz Beckenbauer, Uli Hoeness, Gerd Mueller, Sepp Meier, dan sebagainya. Generasi emas inilah yang membawa kebangkitan "Der Panzer" untuk mendominasi kompetisi internasional. Sama seperti tiga turnamen terdahulu, hanya empat team yang mengikuti putaran final. Babak kualifikasi diikuti 32 negara dibagi dalam 8 grup. Juara yang akan masuk perempat final juga memakai sistem kandang tandang. Pada waktu itu, kemenangan masih diberi nilai 2. Pemenang di perempat final itulah yang kemudian lolos ke putaran final di Belgia alias semifinal. Keempat team lolos ke babak semifinal adalah Belgia, Hungaria, Uni Soviet, dan Jerman Barat. Uni Soviet berhasil lolos ke final setelah menyingkirkan Hungaria berkat Anatoliy Konkov. Sementara Jerman Barat berhasil mengalahkan Belgia 2-1. Keberhasilan "Der Panzer" tersebut tidak terlepas dari penampilan impresif Gerd Mueller memborong dua gol. Belgia hanya mampu membalas melalui gol Odilon Polleunis di akhir laga. Tidak hanya itu, Netzer mampu menaklukkan dunia pada 1972. Umpan-umpan sensasional dan tendangan bebasnya sangat menentukan permainan Jerman Barat seperti saat Netzer mengawali proses gol kedua diciptakan Mueller. Di babak final, Jerman Barat diperkuat materi pemain mumpuni. Ini termasuk generasi emas Jerman Barat dengan maskotnya Franz Beckenbauer. Selain itu, nama-nama seperti Sepp Meier (kiper), Uli Hoeness, dan Gerd Mueller juga sangat andal. Wajar, perjalanan mereka cukup perkasa. Di final, mereka juga tampil dominan dan menekan habis pertahanan Soviet. Alhasil, Franz Beckenbauer dan kawan-kawan meraih kemenangan tiga gol tanpa balas. Tiga pemain Jerman Barat paling berpengaruh memberikan gol pertama team. Franz Beckenbauer memberikan bola kepada Netzer. Tendangan voli Netzer menghantam tiang dan diteruskan Mueller. Gol pertama tersebut terjadi pada menit ke-27. Pada menit ke-52, Herbert Wimmer menggandakan keunggulan Jerman Barat. Mueller mengunci kemenangan Jerman Barat dengan gol yang diciptakannya enam menit berselang. Jerman Barat pun menang 3-0. Keberhasilan Jerman Barat menjuarai Piala Eropa membuat "Der Panzer" dinobatkan sebagai team terbaik yang pernah menjuarai turnamen empat tahunan ini. Sebab, mereka terus tampil impresif dan di final meraih kemenangan besar atas Uni Soviet yang saat itu merupakan team besar dan pernah juara di Piala Eropa.
Data Sejarah Piala Eropa 1976
Tuan rumah: Yugoslavia
Waktu : 16–20 Juni
Jumlah team: 4
Venue : Zagreb, Belgrade
Juara : Cekoslowakia
Runners-up : Jerman Barat
Tempat ketiga : Belanda
Tempat keempat : Yugoslavia
Statistik Piala Eropa 1976
Jumlah Pertandingan : 4
Jumlah gol : 19
Rata-rata gol per partai : 4,75
Jumlah penonton : 106.087
Rata-rata penonton : 26.522
Top skorer : 4 gol - Dieter Mueller (Jerman Barat)
FINAL Piala Eropa 1976 mempertemukan Cekoslovakia dan Jerman Barat dianggap sebagai final terbaik sepanjang sejarah penyelenggaraan Piala Eropa (saat itu). Sebab, partai pamungkas tersebut mempertontonkan sepak bola menyerang, semangat pantang menyerah, serta ketegangan dalam drama adu penalti. Ini juga melahirkan kejutan besar. Kejuaraan sepak bola antarnegara Eropa kelima ini menjadi turnamen terakhir dengan format empat besar. Namun, sebelumnya tetap diikuti babak kualifikasi. Sebanyak 32 negara ikut serta dibagi dalam 8 grup. Juara akan masuk perempat final juga memakai sistem kandang tandang. Pada waktu itu, kemenangan masih diberi nilai 2. Pemenang di perempat final itulah kemudian lolos ke putaran final di Yugoslavia alias semifinal. Empat tim yang mengikuti putaran final adalah Cekoslovakia, Belanda, Jerman Barat, dan Yugoslavia. Putaran ini dipuji memiliki kualitas tinggi karena pertandingan harus berakhir dengan babak perpanjangan waktu. Jalan Cekoslowakia untuk tampil sebagai juara tidak mudah. Di pertandingan pertama, mereka harus bertemu Belanda di Zagreb. Di atas kertas, Belanda yang memiliki pemain bintang seperti Johan Cruyff jelas lebih diunggulkan. Apalagi, dua tahun sebelumnya mereka tampil cemerlang di Piala Dunia. Meski kalah di final oleh Jerman Barat, namun Belanda dianggap membawa gaya sepak bola baru, total football, ditakuti banyak tim. Namun, faktanya Cekoslovakia membuat kejutkan dengan menekuk Belanda 3-1 dan lolos ke final. Keberhasilan Antonin Panenka dan kawan-kawan tidak terlepas dari cara mereka meminimalisasi peran Cruyff dan Wim van Hanegem menjadi tumpuan Belanda. Dengan cara itu, Cekoslowakia mampu unggul terlebih dulu berkat gol yang diciptakan Anton Ondrus pada pertengahan babak pertama. Ondrus berhasil menjebol gawang Belanda setelah memaksimalkan umpan tendangan bebas Antonin Panenka. Cekoslowakia harus bermain sepuluh orang setelah Jaroslav Pollak diberi kartu merah pada babak kedua. Sialnya lagi, Cekoslowakia harus kebobolan oleh gol bunuh diri Ondrus pada menit ke-77. Kedudukan imbang membuat pertandingan memanas. Belanda pun terpaksa bermain sepuluh orang setelah Johan Neeskens mendapatkan kartu merah sebelum memasuki perpanjangan waktu. Ambisi Belanda untuk meraih kemenangan semakin sulit setelah Van Hanegem mendapatkan kartu merah. Cekoslovakia pun akhirnya berhasil menundukkan Belanda berkat dua gol tambahan diciptakan Frantisek Vesely dan Veseley. Pertandingan semifinal lainnya antara Jerman Barat melawan Yugoslavia tak kalah seru. Belgrade nyaris menjadi kuburan bagi sang juara bertahan Jerman Barat setelah tertinggal 0-2 pada babak pertama. Namun, pelatih Helmut Schoen menolak menyerah dan memasukkan dua pemain pengganti yang mengubah hasil pertandingan. Heinz Flohe dan Dieter Mueller mencetak gol balasan sehingga Jerman Barat berhasil memaksa Yugoslavia bermain dalam babak perpanjangan waktu. Jerman Barat perlu berterima kasih kepada Mueller. Dia mencetak dua gol untuk melengkapi torehan hat-trick sehingga Jerman Barat meraih kemenangan 4-2. Di babak final, Cekoslovakia tampil sangat impresif. Betapa tidak, Cekoslovakia hanya membutuhkan delapan menit untuk membobol gawang Jerman Barat tampil sebagai juara bertahan. Jan Svehlik berhasil menaklukkan Sepp Maier. Gol yang diciptakan Svehlik tercatat sebagai gol tercepat di ajang ini. Karol Dobias kemudian menggandakan keunggulan Cekoslovakia di menit ke-26. Jerman Barat bangkit. Mueller membalas melalui gol tendangan voli akrobatik. Akhirnya, Jerman Barat menyamakan kedudukan setelah Bernd Holzenbein mencetak gol pada menit ke-69. Kedua tim terpaksa harus melakoni babak adu penalti setelah tidak ada gol tercipta pada babak tambahan. Sebagai catatan, ini merupakan final pertama Piala Eropa harus ditentukan melalui adu penalti. Drama adu penalti ini menyajikan ketagangan luar biasa. Ketagangan muncul saat penendang keempat dari Jerman Barat, Uli Hoeness, gagal mengeksekusi penalti. Antonin Panenka yang menjadi penembak penalti kelima berhasil mengantarkan Cekoslovakia juara. Penalti yang dieksekusi Panenka menjadi bahan pembicaraan. Meski dilanda tekanan karena eksekusinya sangat berpengaruh pada hasil pertandingan, Panenka dengan sangat tenang mengecoh Sepp Maier. Melihat sang kiper akan bergerak ke kiri, Panenka mencungkil bola ke arah tengah, posisi awal Maier. Paneka mengakui berlatih eksekusi tersebut bersama kiper Zdenek Hruska yang merupakan rekan setimnya di Bohemians Prague. "Saya memutuskan lebih mudah berpura-pura menembak bola, kemudian mencungkil bola ke tengah gawang. Saya melakukannya saat berlatih dan berhasil." Cekoslowakia pun membuat kejutan besar. Tim sebelumnya tak diperhitungkan, justru menyingkirkan dua raksasa dunia saat itu, Belanda dan Jerman, untuk menjadi juara. Saat itu, Jerman dan Belanda merupakan klub raksasa Eropa, bahkan dunia. Mereka memiliki bintang-bintang fenomenal dan permainan yang dahsyat.
Data Sejarah Piala Eropa 1980
Tuan rumah : Italia
Waktu : 11-22 Juni 1980
Teams : 8
Venue : Milan, Turin, Roma, dan Naples
Juara : Jerman Barat
Runners-up : Belgia
Tempat ketiga : Cekoslovakia
Tempat keempat : Italia
Statistik Piala Eropa 1980
Jumlah pertandingan : 14
Jumlah gol : 27
Rata-rata gol per partai : 1,93
Total penonton : 345,463
Rata-rata penonton per partai : 24,676
Top skorer : 3 gol - Klaus Allofs (Jerman Barat)
Meski sudah pernah menjadi tuan rumah sebelumnya, kali ini Italia menjadi tuan rumah Piala Eropa dengan format kompetisi baru. Dua perubahan signifikan memang mewarnai perebutan gelar juara Eropa pada tahun 1980. Pertama, federasi sepak bola Eropa atau UEFA menambah jumlah tim yang berlaga di putaran final dari empat menjadi delapan tim. Kedua, negara yang menjadi tuan rumah memiliki keistimewaan langsung lolos ke putaran final, tanpa harus melalui babak kualifikasi. Italia kecipratan untung untuk pertama kalinya. Sayangnya, tim Italia tak mampu menjamu pendukung dalam negeri dengan menarik. Tim hanya mampu mencapai babak semi final. Itu pun kalah dari tim Cekoslovakia melalui drama adu penalti. Pesona Piala Dunia Eropa 1980 yang paling menggigit ditampilkan oleh tim Jerman Barat. Saat itu, pemain-pemain muda yang berbakat dari tim ini menunjukkan permainan menyerang dan menggebrak di tengah trend permainan bertahan kala itu. Bakat-bakat segar dari Horst Hrubesch, Karl-Heinz Rummenigge, Bernd Schuster dan Hans-Peter Briegel berhasil mencuri perhatian dunia. Jerman Barat bertemu dengan tim Belgia di final. Kemunculan tim yang diperkuat oleh François van der Elst dan kawan-kawan itu memang tidak diduga-duga sebelumnya. Sayangnya, Belgia tetap harus tunduk atas keperkasaan Jerman Barat melalui dua gol dicetak oleh Hrubesch yang penampilannya sangat mempesona kala itu. Belgia hanya mampu membalas dengan satu gol melalui eksekusi penalti Rene Vandereycken. Ini memang bukan momen terakhir keikutsertaan Jerman Barat dalam ajang Piala Eropa. Namun, Piala Eropa 1980 merupakan ajang terakhir dimana tim ini melaju ke final dan menjadi juara dengan masih bernama Jerman Barat. Pada kompetisi tahun 1988, Jerman Barat masih mengikuti ajang Piala Eropa, namun hanya mampu mencapai babak semi final. Ketika mengikuti kompetisi tahun 1992, tim tak lagi datang dengan nama Jerman Barat. Penyatuan kembali Jerman Barat dan Jerman Timur pada tahun 1990 membuat tim datang dengan nama Jerman.
Data Sejarah Piala Eropa 1984
Tuan rumah : Perancis
Waktu : 12 - 27 Juni 1984
Team : 8
Venue : Paris, Lens, Saint-Etienne, Strasbourg, Lyon, Nantes, Marseille
Juara : Perancis
Runners-up : Spanyol
Tempat ketiga: -
Statistik Piala Eropa 1984
Jumlah pertandingan : 15
Jumlah gol : 41
Rata-rata gol per partai : 2,73
Total penonton : 597,639
Rata-rata penonton per partai : 39,843
Top skorer : 9 gol – Michael Platini (Perancis)
Ini pertama kalinya Perancis mampu mencapai babak final, setelah harus puas hanya menembus laga perebutan tempat ketiga pada ajang Piala Eropa pertama di tahun 1960. Perancis yang menjadi tuan rumah pun tampil menjadi juara Eropa untuk pertama kalinya setelah mengalahkan tim Spanyol dengan dua gol tanpa balas. Kapten Perancis, Michael Platini, yang kala itu berumur 29 tahun, menjadi pusat perhatian dengan koleksi sembilan gol dicetaknya sepanjang turnamen berlangsung. Satu golnya memastikan kemenangan Perancis dari tim Spanyol di babak final. Satu gol lagi dicetak oleh Bruno Ballone. Selain Platini, Peno pun menjadi sorotan publik hingga akhir turnamen. Peno adalah ayam jantan yang menjadi maskot Piala Eropa 1984. Peno mengenakan kaus biru seperti kostum yang dikenakan oleh tim nasional Perancis dengan emblem bertuliskan ‘84’ di dada kirinya. Dalam kompetisi tahun ini, UEFA masih menerapkan format kompetisi baru yang sudah dipakai pada tahun 1980. Ada delapan tim yang berlaga di putaran final dan tuan rumah berhak melaju ke putaran final tanpa harus melalui babak kualifikasi. Namun, UEFA kembali menerapkan keputusan baru dengan menghapuskan perebutan tempat ketiga dalam ajang Piala Eropa pada tahun ini. Piala Eropa 1984 sangat dipuji-puji karena setiap tim yang menjadi peserta dinilai menunjukkan permainan berkualitas sepanjang kompetisi. Selain itu, tuan rumah Perancis juga menuai pujian dari banyak pihak karena berhasil menggelar ajang ini dengan sedikit catatan kerusuhan dari pada ‘hooligans’. Perancis dinilai mampu memberikan pengalaman menyenangkan bagi para tim dan pendukungnya. Prestasi ini pun disebut-sebut menjadi salah satu faktor penentu diberikannya kesempatan bagi Perancis untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 1998.
Data Sejarah Piala Eropa 1988
Tuan rumah : Jerman Barat
Waktu : 10- 25 Juni 1988
Team : 8
Venue : Munich, Stuttgart, Hamburg, Frankfurt am Main, Gelsenkirchen, Cologne, Dusseldorf, Hannover
Juara : Belanda
Runners-up : Uni Soviet
Tempat ketiga : -
Statistik Piala Eropa 1988
Jumlah pertandingan : 15
Jumlah gol : 34
Rata-rata gol per partai : 2,27
Total penonton : 888,645
Rata-rata penonton per partai : 59,243
Top skorer : 5 gol – Marco Van Basten (Belanda)
Setelah masa penantian panjang, tim nasional Belanda akhirnya berhasil meraih trofi Piala Eropa untuk pertama kalinya. Karakteristik total football khas Belanda mampu ditunjukkan oleh Ruud Gullit dan kawan-kawan layak mengantarkan mereka menjadi gelar juara Eropa pada tahun 1988. Di partai final, tim Oranye kembali bertemu dengan tim Uni Soviet yang sempat mengalahkan mereka di pertandingan pertama penyisihan grup. Namun, tim Belanda kali ini menunjukkan perbedaan dari sebelumnya. Di babak pertama saja, mereka sudah unggul 1-0 melalui tandukan kepala Gullit. Keunggulan diperbesar melalui gol Marco van Basten di awal babak kedua dan kedudukan 2-0 bertahan hingga peluit tanda akhir babak kedua dibunyikan oleh wasit. Gol dua pemain legendaris Belanda ini dikenang oleh hampir 60 persen penduduk Belanda yang hijrah sesaat untuk menyaksikan pertandingan di Olympiastadion, Munich, Jerman Barat ini. Gullit dengan rambut gimbalnya menandukkan bola, sementara Van Basten melakukan tendangan voli ala akrobatik dari sisi kiri gawang tidak bisa diantisipasi oleh kiper Soviet, Rinat Dasaev. Juara bertahan, Perancis, tak lolos babak kualifikasi untuk masuk ke putaran final ajang Piala Eropa kali ini. Sementara itu, raksasa Jerman Barat harus puas hanya mampu melangkah sampai babak semi final karena dikalahkan total football negeri kincir angin dengan skor 1-2.
Data Sejarah Piala Eropa 1992
Tuan rumah : Swedia
Waktu : 10-26 Juni 1992
Team : 8
Tempat : Gothenburg, Solna, Norrkoping, Malmo
Juara : Denmark
Runner-up : Jerman
Tempat ketiga: -
Statistik Piala Eropa 1992
Jumlah pertandingan : 15
Jumlah gol : 32
Rata-rata gol per partai : 2,13
Total penonton : 430.111
Rata-rata penonton per partai : 28.674
Top skorer : 3 gol – Henrik Larsen (Denmark), Tomas Brolin (Sweden), Dennis Bergkamp (Belanda)
Jangan pernah berhenti bermimpi. Barangkali, prinsip inilah yang dipegang oleh tim Denmark sejak ikut babak penyisihan Piala Eropa 1992. Bermula dari didiskualifikasinya tim Yugoslavia dari ajang ini karena terkena sanksi PBB, posisinya lalu digantikan oleh Denmark yang menjadi runner-up grup. Perjalanan si anak bawang pun berlanjut putaran demi putaran hingga beruntung dapat mengalahkan Belanda di semifinal melalui drama adu penalti. Kesalahan pemain legendaris Belanda, Marco Van Basten, dalam mengeksekusi penalti mengantarkan Denmark melaju ke babak final. Bagai David menantang Goliath, mereka menantang raksasa sepak bola Eropa, Jerman. Benteng kokoh di lini belakang dan gaya permainan counter-attact diterapkan oleh Denmark kala itu. Tak disangka, kerja keras, kerendahan hati pelatihnya, Richard Moller-Nielsen, dan sedikit keberuntungan membawa Denmark menjadi juara Eropa untuk pertama kalinya dan satu-satunya hingga saat ini dengan menghajar tim Jerman dengan dua gol tanpa balas. Tim Denmark pun disebut "dinamit yang meledak" karena mampu meluluhlantakkan tim-tim raksasa Eropa kala itu, seperti Jerman (dulu Jerman Barat), Belanda, dan Uni Soviet. Kiper tim Denmark, Peter Schmeichel, menjadi sorotan publik sepak bola sedunia. Pesonanya di bawah mistar gawang tak diragukan lagi. Kala itu, dia sudah setahun bergabung dengan klub raksasa asal Inggris, Manchester United. Piala Eropa 1992 merupakan turnamen terakhir yang menggunakan logo tulisan UEFA dan bendera. Ajang ini juga menjadi kompetisi sepak bola akbar pertama dan mengharuskan nama pemain tercetak di atas nomor punggung kostum mereka setelah ini menjadi tren di klub-klub sepak bola di seluruh Eropa. Ini juga menjadi ajang kompetisi di mana pertama kalinya Jürgen Klinsmann dan kawan-kawan datang dengan menggunakan nama tim "Jerman" setelah bersatunya Jerman Barat dan Jerman Timur pada tahun 1990.
Data Sejarah Piala Eropa 1996
Tuan rumah : Inggris
Waktu : 8 Juni- 30 Juni
Jumlah team : 16
Venue : London, Manchester, Liverpool, Birmingham, Leeds, Sheffield, Nottingham, Newcastle
Juara : Jerman
Runners-up : Republik Ceko
Tempat ketiga : Inggris dan Perancis
Statistik Piala Eropa 1996
Jumlah pertandingan : 31
Jumlah gol : 64
Rata-rata gol per partai : 2,06
Jumlah penonton : 1.276.137
Rata-rata penonton per partai : 41.166
Top skorer : 5 gol - Alan Shearer (Inggris)
Pemain terbaik : Matthias Sammer (Jerman)
PERATURAN baru berupa golden goal atau gol emas diterapkan di Piala Eropa 1996. Ini menjadi berkah bagi Jerman. Mereka akhirnya juara berkat gol emas Oliver Bierhoff pada menit ke-95 yang membuat Jerman menang 2-1. Sebelumnya, dalam 90 menit kedua tim bermain imbang 1-1. Gelar ini semakin mengukuhkan Jerman sebagai negara terbaik di Eropa dengan torehan tiga gelar. Dua piala sebelumnya mereka raih pada tahun 1972 dan 1980. Sebaliknya, gol emas menjadi petaka buat Republik Ceko yang menjadi lawan Jerman di final. Karena gol emas Bierhoff itu, segalanya menjadi selesai, meski perpanjangan waktu baru berlangsung 5 menit. Gol emas untuk menentukan pemenang di masa perpanjangan waktu, jika kedua tim tetap bermain imbang dalam 90 menit. Begitu ada yang mencetak gol, tim pencetak gol langsung menjadi pemenangnya dan pertandingan berhenti, meski perpanjangan waktu belum mencapai dua kali 15 menit. Sebab itu, gol emas juga disebut sudden death. Banyak fakta menarik yang muncul di Piala Eropa 1996, selain gol emas. Inggris untuk pertama kalinya menyelenggarakan pagelaran terbesar negara-negara Eropa ini. Selain itu, untuk pertama kalinya putaran final Piala Eropa diikuti 16 tim dan terbagi menjadi empat grup. Sebelumnya, Piala Eropa hanya diikuti oleh delapan tim dan hanya terbagi menjadi dua grup saja. Membludaknya peserta Piala Eropa 1996 ini tak lepas dari pecahnya Cekoslowakia (menjadi Republik Ceko dan Slovakia) pada tahun 1993 serta terpecahnya Yugoslavia dan Uni Soviet. Perubahan lain adalah sebutan dari Piala Eropa. Jika sebelumnya Uni Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) mengunakan sebutan UEFA European Championship untuk kompetisi empat tahunan ini, di tahun 1996 UEFA menggantinya dengan sebutan Euro. Di balik keperkasaan Jerman dan beberapa fakta baru lainnya, kejutan dari Republik Ceko juga layak untuk diperbincangkan. Tak masuk dalam kategori favorit, Rep. Ceko justru mampu tampil hingga partai puncak. Padahal, ini merupakan penampilan perdana mereka di Piala Eropa sejak Cekoslowakia terpecah. Kemilau Rep. Ceko sudah terlihat sejak babak penyisihan grup. Tergabung bersama Jerman, Italia, dan Rusia di Grup C, Jiri Nemec dkk tampil brilian dengan memaksa Italia harus angkat koper lebih dulu. Portugal menjadi korban Rep. Ceko selanjutnya. Berhadapan di perempat final, Portugal dipaksa tunduk dengan skor tipis 1-0. Kegemilangan negara pecahan Cekoslowakia tersebut berlanjut dalam laga semifinal. Mereka mampu menyingkirkan Perancis lewat babak adu penalti. Rep. Ceko hampir saja mencatatkan sejarah jika tak kalah tipis 1-2 dari Jerman di partai puncak, sebab mereka unggul lebih dulu. Jerman akhirnya menyamakan kedudukan dan memaksa dilakukan perpanjangan waktu. Di situlah Jerman mengambil keuntungan peraturan gol emas dan tampil sebagai juara. Di situ pula Rep. Ceko tertimpa petaka karena gol emas mengakhiri perjuangan mereka untuk mengulang sukses juara seperti saat mereka masih bersatu dalam negar Cekoslovakia pada 1976.
Data Sejarah Piala Eropa 2000
Tuan rumah : Belgia-Belanda
Waktu : 10 Juni - 2 Juli
Jumlah team : 16
Venue : Rotterdam, Amsterdam, Brussels, Brugge, Eindhoven, Arnhem, Liege, Charleroi
Juara : Perancis
Runners-up : Italia
Tempat ketiga : Portugal dan Belanda
Statistik Piala Eropa 2000
Jumlah pertandingan : 31
Jumlah gol : 85
Rata-rata gol per partai : 2,74
Jumlah penonton : 1.122.833
Rata-rata penonton per partai : 36,220
Top skorer : 5 gol - Patrick Kluivert (Belanda), Savo Milosevic (Yugoslavia)
Pemain terbaik : Zinedine Zidane (Perancis)
SISTEM golden goal atau sudden death masih digunakan di Piala Eropa 2000. Dan, berkah dari sistem itu menjadi milik Perancis. Mereka menjuarai turnamen itu berkat golden goal David Trezeguet saat menundukkan Italia 2-1 di partai final. Setelah itu, golden goal tak pernah dipakai lagi di Piala Eropa, juga di turnamen lain. Golden goal diperkenalkan FIFA pada 1993. Sistem ini dipakai jika dalam 90 menit berakhir imbang dan dilakukan perpanjangan waktu. Siapa yang mencetak gol lebih dulu di perpanjangan waktu, dialah yang menang. Gol itu sekaligus mengakhiri pertandingan, meski perpanjangan waktu dua kali 15 menit belum berakhir. Kemudian, sistem itu dipakai pertama kali di turnamen besar pada Piala Eropa 1996 di Inggris. Saat itu, Jerman merasakan nikmatnya berkah golden goal, setelah Oliver Bierhoff mencetak gol di perpanjangan waktu pada partai final lawan Republik Ceko. Gol itu sekaligus mengakhiri pertandingan dan memastikan Jerman sebagai juara dengan kemenangan 2-1. Kemenangan Perancis di Piala Eropa 2000 berlangsung dramatis. Sebab, Italia sebenarnya sudah unggul 1-0 hingga menit ke-94. Gol Italia dicetak oleh Marco Delvecchio di menit ke-55. Saat pertandingan hampir berakhir, Perancis mampu menyamakan kedudukan lewat gol Sylvain Wiltord pada menit ke-94, sekaligus memaksa perpanjangan waktu. Italia tampak bermain aman di perpanjangan waktu, seolah berharap bisa mengakhiri laga ini dengan adu penalti. Namun, harapan itu dihancurkan oleh gol emas David Trezeguet di menit ke-103. Gol yang sekaligus mengakhiri pertandingan dan memastikan kemenangan Perancis 2-1. Sejak itu, gol emas tak dipakai lagi dan mulai 2002 sampai 2004 diganti menjadi gol perak. Maksudnya, jika terjadi gol di perpanjangan waktu, pertandingan masih dilangsungkan sampai waktu 15 menit berakhir. Jika terjadi di 15 menit pertama, maka menunggu sampai 15 menit itu berakhir. Perjuangan Perancis untuk jadi juara tak berjalan mudah. Di babak penyisihan grup, tim yang saat itu diasuh oleh Roger Lemerre tersebut harus bersaing dengan Belanda dan finalis Piala Eropa 1996, Republik Ceko. "Les Blues" akhirnya lolos dari lubang jarum dengan status runner up di bawah Belanda tampil perkasa sebagai pemuncak klasemen. Di perempat final, Perancis kembali menemui lawan berat. Zinedine Zidane dkk harus bersua dengan kandidat juara lainnya, Spanyol. Lagi-lagi rintangan berhasil mereka lalui. Spanyol ditundukkan dengan skor tipis 2-1. Perjuangan keras kembali harus dijalani oleh Perancis di babak semifinal. Kali ini mereka menghadapi Portugal yang diperkuat pemain besar seperti Luis Figo, Rui Costa, dan Nuno Gomes. Ujian berat ini kembali mereka lalui. Portugal dibekuk dengan skor 2-1 lewat babak perpanjangan waktu. Di balik kesuksesan Perancis, Piala Eropa yang untuk pertama kalinya digelar di dua negara ini menyisakan duka bagi Jerman yang berstatus juara bertahan. Jerman harus tumbang di babak penyisihan grup. Ironis bagi Jerman. Penampilan perkasa mereka di Piala Eropa 1996 tak berbekas di Piala Eropa yang digelar di Belanda-Belgia ini. Pasukan yang dipimpin oleh Erich Ribbeck ini tak pernah meraih satu kemenangan pun. Dari tiga laga, satu pertandingan berakhir seri dan sisanya diakhiri dengan kekalahan. Nasib tragis juga dialami oleh Republik Ceko, sang finalis Piala Eropa 1996. Bergabung dengan Belanda dan Perancis di Grup D, Ceko tak mampu lagi menciptakan kejutan seperti pagelaran sebelumnya. Pasukan Jozef Chovanec harus puas dengan torehan tiga poin hasil satu kemenangan dari tiga pertandingan yang mereka jalani. Kenyataan pahit juga dirasakan Inggris. Meski diperkuat David Beckham, Michael Owen, Alan Shearer, dan beberapa pemain bintang Premier League masa itu, Inggris tak berkutik di Grup A. Sama seperti Jerman, "The Three Lions" harus menerima kenyataan pahit dikangkangi oleh Rumania dan keluar sebagai runner-up Grup A, menemani Portugal yang tampil sebagai juara grup.
Data Sejarah Piala Eropa 2004
Tuan rumah : Portugal
Venue : 10 di 8 kota (Lisbon, Porto, Aveiro, Coimbra, Braga, Guimaraes, Leiria, Loule/Faro
Pelaksanaan : 12 Juni - 4 Juli
Peserta : 16 team
Juara : Yunani (mengalahkan Portugal, 1-0)
Pemain terbaik : Theodoros Zagorakis
Pencetak gol terbanyak : Milan Baros (5 gol)
Maskot : Kinas
Lagu resmi : Forca (oleh Nelly Furtado)
Statistik Piala Eropa 2004
Jumlah pertandingan : 31
Jumlah gol : 77
Rata-rata gol per partai : 2,48
Jumlah penonton : 1.156.473
Rata-rata penonton per partai : 37.306
Top skorer : 5 gol - Milan Baros (Rep. Ceko)
Pemain terbaik : Theodoros Zagorakis (Yunani)
YUNANI lebih dikenal memiliki kisah dan mitos yeng berkenaan dengan dewa. Sebab itu, mereka disebut "Negeri Para Dewa". Menyimak sejarah dan mitos negeri itu lebih menarik daripada mengikuti dan menyimak sepak bola mereka. Namun, di Piala Eropa 2004 ceritanya lain. Yunani justru memberikan kejutan besar di dunia pesepakbolaan Eropa. Yunani yang tak pernah diperhitungkan sebelumnya dan selalu dianggap kelas dua atau bahkan kelas tiga, justru tampil sebagai juara setelah menekuk tuan rumah Portugal 1-0 di partai final. Piala Eropa kali ini diadakan di Portugal untuk pertama kalinya. Tentu, banyak yang memprediksi Portugal yang saat itu dilatih oleh Luiz Felipe Scolari akan tampil sebagai yang terbaik. Apalagi jika melihat komposisi pemain Portugal kala itu diperkuat pemain-pemain bintang seperti Luis Figo, Rui Costa, Simao Sabrosa, Cristiano Ronaldo dan beberapa pemain bintang lainnya. Bandingkan dengan Yunani yang kala itu hanya dibekali pemain "level dua" seperti Angelos Charisteas, Angelos Basinas, Giorgios Karagounis, Theodoros Zagorakis, dan tentu sang kiper Antonios Nikopolidis. Namun, Pelatih Yunani, Otto Rehhagel, mampu mengoptimalkan materi pemain yang ada. Ia bisa membuat perhitungan di atas kertas tak terbukti sama sekali. Yunani sudah mampu membuat Portugal tak berdaya di laga pembuka Piala Eropa 2004. Tampil dengan kekuatan terbaik, Portugal justru takluk dengan skor 1-2. Gol kemenangan Yunani dicetak oleh Karagounis pada menit ke-7 dan Basinas pada menit ke-51 lewat titik putih. Di laga kedua, Yunani kembali membuat mata pecinta sepak bola terpana. Pasukan "Ethniki" mampu menahan imbang 1-1 Spanyol yang diperkuat nama beken seperti Raul Gonzales, Iker Casillas, Carles Puyol dan Fernando Morientes. Penampilan memukau Yunani kembali memakan korban tim besar di perempat final. Kali ini, Perancis dilempar dari kejuaraan empat tahunan tersebut. Yunani menang tipis 1-0 lewat gol Charisteas pada menit ke-65. Lalu, Republik Ceko yang kala itu masih memiliki tim tangguh, juga mereka libas di semifinal. Yunani pun melangkah ke final dan kembali bersua dengan Portugal. Lagi-lagi, pasukan Otto Rehagel mempermalukan tuan rumah. Charisteas menjadi bintang dengan mencetak gol tunggal pada menit ke-57. Memang, permainan Yunani kurang menarik. Mereka lebih berkonsentrasi bertahan dan menjaga kekompakan, kemudian sesekali melancarkan serangan balik. Tapi, strategi ini sering membuat lawan frustrasi, kemudian jadi lengah. Dan, saat kelengahan itu Yunani pintar mengambil kesempatan. Tidak harus produktif, tapi yang penting menang. Dan, gaya dan strategi itu yang mengantarkan Yunani menjadi juara. "Ini merupakan pencapaian luar biasa untuk sepak bola Yunani dan khsusunya sepak bola Eropa. Kami mengambil keuntungan dari kesempatan kami. Lawan lebih baik secara teknik ketimbang kami, tapi kami mampu memanfaatkan kesempatan. Yunani membuat sejarah dalam sepak bola. Ini adalah sensasi," kata Rehhagel setelah laga. Kesuksesan Yunani semakin lengkap setelah Theodoros Zagorakis ditunjuk sebagai pemain terbaik dalam gelaran kali ini. Kejutan lain yang tercipta adalah keluarnya striker Republik Ceko sebagai pencetak gol terbanyak dengan lima gol. Ia mengalahkan striker papan atas lain seperti Ruud van Nistelrooy, Wayne Rooney, Thierry Henry, dan Cristiano Ronaldo. Sukses Yunani seolah memberi pesan, nama besar bukan jaminan. Siapa pun masuk ke putaran final bisa menjadi juara, asal bisa mengoptimalkan kemampuan dan menerapkan strategi yang tepat. Tentang keberuntungan, itu urusan Tuhan.
Data Sejarah Piala Eropa 2008
Juara : Spanyol (mengalahkan Jerman di final dengan skor 1-0)
Pencetak gol terbanyak : 4 gol - David Villa (Spanyol)
Pemain terbaik : Xavi Hernandez (Spanyol)
Musik resmi : Can You Hear Me oleh Enrique Iglesias
Maskot : Trix and Flix
Slogan : Expect Emotions
Statistik Piala Eropa 2008
Peserta : 16
Jumlah pertandingan : 31
Jumlah gol : 77
Rata-rata gol per partai : 2,48
Jumlah penonton : 1.140.902
Rata-rata penonton per partai : 36.803
Top skorer : 4 gol - David Villa (Spanyol)
Pemain terbaik : Xavi (Spanyol)
SEBELUMNYA, sepak bola indah sempat dinilai hanya enak ditonton tapi tak menjamin kemenangan, bahkan rentan kalah. Apalagi, di Piala Eropa 2004, Yunani membuktikan diri sebagai juara, meski sepak bolanya tak indah. Mereka hanya bermain pragmatis, fokus pada pertahanan, kemudian mencuri gol lewat serangan balik. Keindahan Portugal yang sempat dinilai "Brasil Eropa" juga diredam oleh pragmatisme Yunani. Demikian juga dengan Spanyol dan Perancis merasakan sengatan Yunani. Namun, penilaian itu terbantahkan oleh Piala Eropa 2008. Di sini, sepak bola indah dan menyerang berbicara. Belanda tetap memamerkan sepak bola menyerang hingga sangat produktif, menghajar Italia 3-0, Perancis 4-1, dan Rumania 2-0. Belanda memang akhirnya kalah dari Rusia dan publik pun kembali meragukan efektivitas sepak bola menyerang dan indah. Tapi, itu kembali dibantah oleh Spanyol. Tim yang didominasi pemain Barcelona ini, seolah menerapkan permainan indah dan menyerang klub Catalan tersebut. Dan, Spanyol memang tampil mengagumkan. Di penyisihan grup, mereka menghajar Rusia 4-1, dan masing masing menang 2-1 atas Yunani dan Swedia. Lalu, mereka menundukkan Italia 4-2 dan menghajar Rusia lagi 3-0. Di final, Spanyol menang 1-0 atas Jerman. Spanyol setelah menjadi juara Piala Eropa 1964 tak pernah meraih gelar internasional, kini menemukan kejayaan lagi. Bahkan, Piala Eropa 2008 seolah menjadi ajang bagi tim Spanyol untuk menunjukkan kekuatan mereka. Rekor luar biasa mampu mereka catat. "La Furia Roja" juga mencatatkan sejarah dalam Piala Eropa yang berlangsung di Austria dan Swiss ini. Tim yang kala itu dilatih oleh Luis Aragones menjadi tim kedua mampu memenangkan semua laga di penyisihan grup dan keluar sebagai juara. Satu tim lain yang bisa menyamai rekor itu adalah Perancis pada Piala Eropa 1984. Selain itu, Spanyol menjadi tim pertama yang tak pernah terkalahkan setelah Jerman di Piala Eropa 1996. Ketangguhan Spanyol makin terlihat saat dua pemainnya merebut gelar sebagai pencetak gol terbanyak dan pemain terbaik Piala Eropa 2008. Striker David Villa menjadi striker tersubur dengan mencetak 4 gol, sementara gelandang Xavi Hernandez tampil sebagai pemain terbaik. Tampilnya Spanyol sebagai juara memang sedikit melenceng dari yang diprediksi orang. Sebelumnya, yang difavoritkan justru Portugal yang tampil dengan pemain terbaik mereka, Cristiano Ronaldo, atau Belanda yang tampil penuh determinasi. Portugal secara mengenaskan takluk di tangan Jerman yang sebenarnya tak difavoritkan ketika bertemu pasukan Luiz Felipe Scolari tersebut. Sementara Belanda lebih tragis kalah 1-3 dari Rusia yang ironisnya ketika itu ditangani oleh pelatih asal Belanda, Guus Hiddink. Fakta lebih mengejutkan tentulah kegagalan Perancis lolos dari penyisihan Grup C setelah hanya memetik satu poin saja. Selain catatan di atas, ada beberapa fakta menarik yang bisa dicatat dalam pagelaran Piala Eropa kali ini. Swiss dan Austria untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah Piala Eropa. Austria juga membuat debutnya di ajang empat tahunan ini bersama Polandia. Sayang, debut keduanya diakhiri dengan kegagalan lolos dari babak penyisihan grup dan hanya mampu meraih satu poin dari tiga laga yang dijalani. Namun, itu hasil yang adil. Sebab, di Piala Eropa 2008 ada tim yang sedang menemukan bentuk sepak bola luar biasa. Tim itu tak lain adalah Spanyol. Mereka tak hanya memamerkan sepak bola indah, tapi juga efektif. Spanyol pun akhirnya menjuarai turnamen dan sekaligus menegaskan kemenangan sepak bola indah dan menyerang.
Sumber : http://bola.kompas.com
Pada kesempatan Piala Eropa 2012 (EURO 2012) kali ini tentunya sudah banyak orang menunggu-nunggu kehadirannya, siapa yang bakal menjadi juara serta pemain terbaik masih menjadi tanda tanya besar buat kita semua, silahkan membuka Jadwal Piala EURO 2012 untuk sesi musim kompetisi 2012 sebagai referensi Anda untuk mengikuti jalannya pertandingan sepakbola Piala Eropa 2012 (EURO 2012) dan jadikan pertandingan sepakbola akbar ini sebagai Sejarah Piala Eropa (History of European Cup).
Baca Selengkapnya ....